Saya baru saja menonton tv, ada sebuah iklan cukup menarik perhatian saya yang sepertinya sudah lama tayang di tv tapi tidak pernah diperhatikan dengan serius. Iklan itu saya pikir visualnya sederhana tapi menarik apalagi bintang iklannya adalah grup band Nidji yang beberapa lagunya saya sukai tapi kemudian saya merasa tidak senang dengan iklan ini. Kenapa? karena iklan itu adalah iklan produk rokok. Terbersit sebuah pertanyaan dalam benak saya: why Nidji why?
Perusahaan rokok dalam hal ini Djarum jeli melihat pangsa pasar potensial berupa fans Nidji yang jumlah besar apalagi Nidji termasuk band papan atas di Indonesia, pastilah banyak orang kenal mereka. Karena hal itu sudah pasti Nidji dibayar mahal. Kalau diperhatikan dalam iklan itu tampaknya para penonton "diiming-imingi" kalau mau sukses, terkenal, dan keren kayak Nidji merokoklah Djarum Coklat. Suatu strategi standar di dunia periklanan rokok. Merokok sudah menjadi simbol Kesuksesan dan status bagi penggunanya yang sayangnya kebanyakan dari mereka tidak pernah jadi sukses (karena merokok) dan lucunya mati lebih cepat karena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan merokok. Jadi menurut saya merokok itu lebih tepat disebut simbol kematian. Tapi kemudian saya kembali bertanya why Nidji why?
Saya cukup mengerti kalau kebanyakan band di Indonesia pastilah sulit mengadaan konser tanpa sponsor perusahaan rokok tapi menjadi bintang iklan produk rokok adalah pilihan. Nidji bisa saja menolak ikut dalam iklan rokok dengan berbagai macam alasan termasuk alasan moral. Tapi nampaknya bertambahnya isi rekening bank mereka dalam jumlah besar jauh lebih penting ketimbang mungkin sejumlah fans Nidji yang masih muda mulai merokok karena ingin "meniru" idola mereka.
merokok=mati!
Btw saya bukan fans Nidji ;) . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar