Kamis, 31 Desember 2009

Ketika Editing Diperlukan


Lokasi: Gunung Batur, Bali

Kodak C713



Photo aslinya sebenarnya ga bagus sama sekali menurut saya. Keseluruhan obyek didalam photo tampak tidak fokus karena tampak terlapisi kabut tipis sehingga secara keseluruhan photo Gunung Batur ini tampak plain death. Mungkin karena kombinasi cuaca siang hari yang cukup ekstrem waktu itu yaitu antara panas tinggi, awan yang bergerak cepat , kelembapan tinggi dan angin yang cukup kencang disertai kamera yang kurang begitu bagus membuat hasilnya cukup mengecewakan (ceritanya nyari kambing hitam :p ). Tadinya saya ingin mendeletenya tapi kemudian urung saya lakukan

Lebih setahun berlalu saya pikir saya bisa melakukan sesuatu terhadap photo "gagal" ini. So software image editing come to the rescue! ;) Saya sebenarnya tidak terlalu suka melakukan edit photo berlebihan, sedemikian rupa dengan berbagai macam efek dan filter karena kesan naturalnya jadi ilang. Fitur image editor yang saya pake adalah auto white balance (walau kadang ga ngefek blas) dan antara level atau Curve. Sebagai pemanis saya pake satu saja filter yaitu filmstrip yang membuat photonya tampak seperti . . .filmstrip. ;)

Highly Sophisticated Communication Device


Lokasi: Gedung P, Kampus Universitas Kristen Petra Surabaya

Kodak C 713 Diedit dengan GIMP 2.6.6


Kalau saya tidak salah ingat, dulu waktu di SD saya belajar tentang kegunaan sebuah alat yang namanya kentongan. Jauh sebelum adanya alat komunikasi modern seperti walkie-talkie, radio, TV, hp, dll . . . kentongan dalam masyarakat kita adalah highly sophisticated communication device (lebay ya istilahnya) untuk menyampaikan berbagai macam berita seperti adanya kelahiran, kematian, pergantian jam (spt yang sedang digalakkan lagi di RT saya dengan cara memukul tiang listrik yang terbuat dari besi), adanya bencana, panggilan untuk berkumpul warga, dan lain sebagainya.

Kentongan yang saya lihat ini berada di suatu sudut Gedung P Universitas Kristen Petra Surabaya. Saya jadi bertanya-tanya apakah kentongan yang terbuat dari besi ini masih digunakan sesuai dengan fungsinya? ataukah hanya sekedar panjangannya karena fungsinya sudah digantikan walkie-talkie oleh para satpam di kampus U.K Petra?

Membayangkan para satpam berkomunikasi menggunakan kentongan sepertinya lucu juga. Misalnya sang Komandan mau menanyakan kondisi keamanan ke anak buahnya, dia memukul kentongan dengan kode tertentu lalu setelah itu dia akan memasang telingannya lebar-lebar untuk mendengarkan balasannya hihihihihihihi . . . cuman apa ya efektif dilingkungan kampus sebesar U.K Petra yang banyak gedung bertingkatnya? Kalau di kampung dan desa kentongan sepertinya masih efektif dan berguna dengan perkecuali para hansipnya memilih menggunakan sms untuk menyebarkan berita kayak iklan provider layanan telepon selular ;)

Anyway hari ini adalah hari terakhir tahun 2009 dan dalam beberapa jam kita akan memasuki tahun baru 2010. Selangkah maju ke masa depan, semoga hari akhir itu akan segera tiba dan Kentongan memberi tanda suatu pergantian waktu :)

Rabu, 30 Desember 2009

Kumpul Bocah - 6 Photo Terseleksi

Memotret anak kecil yang sedang beraktifitas itu ga gampang banget apalagi anaknya sangat aktif dan ga bisa diem di satu tempat dalam waktu yang cukup lama seperti keponakanku, Phoebe. Sebisa mungkin saya selalu berupaya mencari angle dan moment yang bagus (setidaknya menurut saya yang tidak punya pengetahuan fotografi yang memadai, maklum newbie banget) dan kalau bisa sebanyak mungkin karena who knows ya hasilnya . . . kadang apa yang saya lihat di layar lcd kamera digital bagus eh ternyata kurang dan apa yang keliatannya kurang bagus eh ternyata ga jelek-jelek amat dilihat di layar notebook.


Waktu pengambilan photo di suatu sore di dekat rumah. Phoebe saat itu asyik bermain dengan anak-anak tetangga yang rata-rata berumur diatas Phoebe. Kamera digital yang saya pakai adalah Kodak C713, kamera digital jenis low-end, emang gada istimewanya selain kamera point n shoot dan sedikit fasilitas pengaturan. Sewaktu memotret saya tidak memakai flash karena selain cahaya sore itu cukup terang, menurut saya flash justru sering merusak hasil photo.

Saya menggunakan GIMP 2.6.6 bawaan Ubuntu 9.04 Karmic Koala untuk photo editing. Fitur GIMP yang saya pake untuk edit sederhana saja seperti auto white balance, curve, dan Levels. Berikut 6 photo terseleksi:


Photo 1


Photo 1. Anglenya selevel dengan tinggi Phoebe dan untuk itu saya harus mengambilnya dalam posisi jongkok. Editingnya cukup dengan auto white balance dan sedikit edit Curvenya. Sebagai yang terkecil, Phoebe sepertinya mendapat perhatian yang cukup banyak dari anak-anak lainnya. Phoebe sedang memegang boneka yan dipinjamkan oleh Ka Manda. Agak ga biasa tuh anak mau megang boneka dalam waktu lama padahal Phoebe ga suka boneka . . sesuatu hal yang biasa untuk anak perempuan. Mungkin karena bonekanya agak unik. Bonekanya dapat bersuara seperti tangisan bayi ketika jarinya lepas dari mulutnya (posisi ngemut) dan akan diem kalau kembali ngemut jarinya. Boneka yang aneh, koq ngajarin anak kecil ngemut jarinya, kan jorok :p

Photo 2


Photo 2.Anglenya masih sama dengan Photo 1 tapi posisinya lebih dekat ke obyek photo. Editing dengan GIMP sama dengan photo 1. Tampaknya Phoebe cukup senang memperhatikan boneka punya Ka Manda (btw sosok dilatar adalah Ka Via, kakaknya Ka Manda) yang bisa bersuara. Walau termasuk sangat susah disuruh makan tapi lengan Phoebe kekar bukan untuk anak kurang dari 2 tahun?

Photo 3


Photo 3.Angle lebih naik ke atas dibandingkan photo 1 dan 2. Editing pake auto white balance dan Levels. Sebenarnya photo ini tadinya saya anggap gagal karena Phoebe terus bergerak padahal saya ingin dia berada di posisi persis di tengah frame. Yang saya suka dari photo ini adalah posisi berdiri Phoebe dan Ka Via. Kalau saja photonya bisa sedikit saja bergeser ke kiri, saya rasa hasilnya jadi lebih balance.

Photo 4


Photo 4.Editing sama dengan photo 3. Seperti photo 3 saya pikir photo ini sedikit kurang "sempurna". Jika saja waktu itu kameranya sedikit lebih ke kanan :) So ini Phoebe dan Ka Via . . . no comment jadi saya biarkan photonya berbicara sendiri.

Photo 5


Photo 5.Editing dengan auto white balance dan Curve. Ketiganya sedang berada di halaman rumah keluarga bambang Sumantri. Phoebe, Ka Manda (ada dibelakang kakaknya, yang terlihat cuman tangannya) dan Ka Via. Phoebe senang melihat burung (entah itu burung liar atau peliharaan) dan keluarga Sumantri memelihara burung dalam sangkar.

Photo 6


Editing sama dengan photo 5, auto white balance dan Curve. Sepertinya Ka Via ga siap untuk diporet makanya ekspresi wajahnya agak "aneh". Tapi moment terbaik tertangkap dalam photo ini antara Phoebe dan Ka Manda, their smile! :) Senyumnya manis bukan?! Ini menurut saya, photo terbaik dari keseluruhan 6 photo pilihan saya, what dyou think?

Senin, 28 Desember 2009

Start-up Watchtower Library 2008 Dengan Terminal

Menjalankan Watchtower Library 2008 Bahasa Indonesia di Ubuntu sangat mudah, semudah menjalankannya di Windows sebagai satu-satunya OS yang didukung Wtlib (setidaknya sampai saat ini). Untuk start-up cukup klik Applications - Wine - Programs - Watchtower Library 2008 - Watchtower Library 2008 Bahasa Indonesia. Bahkan kita bisa juga membuat shortcutnya dan meletakkan entah di panel atau di desktop yang dengannya cukup di dobel klik lalu Wtlib jalan. Mudah bukan?

Masalahnya timbul ketika saya mencoba desktop environment selain Gnome yang merupakan DE default Ubuntu. Desktop Environment yang saya coba pake adalah yang jenisnya lightweigth alias ringan seperti LXDE, Window Maker, Openbox, Blackbox, dan IceWM. Masalahnya adalah saya tidak bisa menemukan Wine di daftar aplikasi terinstal pada ke-5 DE tersebut. So bagaimana mau menjalankan Wtlib kalau Wine-nya saja ga ketemu.

Salah satu trik (bodoh) yang saya coba lakukan adalah melakukan browsing ke folder wine dengan file manager lalu berupaya melakukan dobel klik pada file exe wtlib. Well that was a stupid trick, it wont work in gnome - what the hell i was thingkin that it would work in other DE? Humft . . . itu karena untuk dapat berjalan di Ubuntu (or whatever Linux Distro you have) Wtlib butuh Wine. So no Wine no Wtlib, period.

Solusinya ternyata sesuatu yang tadinya tidak pernah saya pikirkan selama ini ketika menggunakan Wtlib di Ubuntu. Untuk menjalankan Wtlib biasanya make GUI-Way dengan point n click (seperti yang saya jelaskan di paragrap 1) sekarang kita menggunakan terminal . . . yup, im talking about typing a command in terminal, sound geeky?! Hahahahahahahahaha . . . for a little while i have these kind of feeling. Jadi yang kita lakukan cukup jalankan terminal dan ketikan perintah berikut dan press enter . . .

$ wine start wtlibrary.exe

and Voila!! Im running Wtlib 2008 in lightweight Desktop Environment. Sebagai catatan start-up Wtlib di ke-5 DE yang saya sebutkan sebelumnya jauh lebih cepat dari pada start-up Wtlib di Gnome. Saya belom melakukan eksplorasi lebih jauh dengan menggunakan Wtlib pada ke-5 DE itu jadi belom tau apakah akan ada masalah dengan beberapa fitur tertentu di Wtlib.

FYI Wine oleh developernya disebut sebagai compatibility layer dari OS Windows dimana kita bisa menginstal dan menjalankan software for Windows di Linux dan . . . surprise-surprise . . . di MacOS juga (kalau ga salah termasuk juga beberapa OS Unix-like lainya, cmiiw). Jika kata emulator terlintas di benak kita ketika melihat fungsi Wine, mungkin ga salah tapi developer Wine sendiri sepertinya insist kalau Wine itu bukan emulator. Hal ini bisa kita dari nama Wine sendiri yang merupakan rekursif dari kata Wine=Wine is Not Emulator. Untuk info lebih lanjut bisa dilihat langsung di website resmi Wine yaitu www.winehq.org.


Wtlib di Blackbox


Wtlib di IceWM


Wtlib di LXDE


Wtlib di Openbox


Wtlib di Window-Maker

Rabu, 23 Desember 2009

Nidji & Iklan Rokok

Saya baru saja menonton tv, ada sebuah iklan cukup menarik perhatian saya yang sepertinya sudah lama tayang di tv tapi tidak pernah diperhatikan dengan serius. Iklan itu saya pikir visualnya sederhana tapi menarik apalagi bintang iklannya adalah grup band Nidji yang beberapa lagunya saya sukai tapi kemudian saya merasa tidak senang dengan iklan ini. Kenapa? karena iklan itu adalah iklan produk rokok. Terbersit sebuah pertanyaan dalam benak saya: why Nidji why?

Perusahaan rokok dalam hal ini Djarum jeli melihat pangsa pasar potensial berupa fans Nidji yang jumlah besar apalagi Nidji termasuk band papan atas di Indonesia, pastilah banyak orang kenal mereka. Karena hal itu sudah pasti Nidji dibayar mahal. Kalau diperhatikan dalam iklan itu tampaknya para penonton "diiming-imingi" kalau mau sukses, terkenal, dan keren kayak Nidji merokoklah Djarum Coklat. Suatu strategi standar di dunia periklanan rokok. Merokok sudah menjadi simbol Kesuksesan dan status bagi penggunanya yang sayangnya kebanyakan dari mereka tidak pernah jadi sukses (karena merokok) dan lucunya mati lebih cepat karena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan merokok. Jadi menurut saya merokok itu lebih tepat disebut simbol kematian. Tapi kemudian saya kembali bertanya why Nidji why?

Saya cukup mengerti kalau kebanyakan band di Indonesia pastilah sulit mengadaan konser tanpa sponsor perusahaan rokok tapi menjadi bintang iklan produk rokok adalah pilihan. Nidji bisa saja menolak ikut dalam iklan rokok dengan berbagai macam alasan termasuk alasan moral. Tapi nampaknya bertambahnya isi rekening bank mereka dalam jumlah besar jauh lebih penting ketimbang mungkin sejumlah fans Nidji yang masih muda mulai merokok karena ingin "meniru" idola mereka.

merokok=mati!

Btw saya bukan fans Nidji ;) . . .

Senin, 21 Desember 2009

Diskon Kadaluarsa

Coba kamu baca artikel di detikinet.com yang muncul pada tanggal 14 Desember 2009 (emang berita jadul siy tapi kudu dibaca) tepatnya jam 15:46 WIB dengan judul Khusus Warnet, Microsoft Beri Diskon 70-90 Persen! Menurut saya mungkin ini adalah salah satu berita terbaik yang pernah saya dengar dari Microsoft selama 13 tahun ini. Dalam berita itu Microsoft berkerjasama dengan AWARI (Asosiasi Warnet Indonesia) dalam hal pengadaan lisensi software murah khusus warnet. Kalau saya tidak salah tangkap ya program ini dalam rangka memberantas pembajakan (tentu saja pembajakan produk M$) khususnya dikalangan pengusaha warnet. Ide yang bagus! Two Thumb-up.

anyway sebelum saya lanjut membahas berita ini, saya anjurkan kamu tulis gede-gede diatas selembar kertas sebagai berikut: 14 Desember 2009! . . . Okay! itu aja cukup. Nah buat apa saya suruh tulis itu?! Nah sabar aja, ntar situ akan tau gunanya apa . . .Okay?! Lanjut Gan! ;)

Ternyata artikel itu merupakan laporan dari konferensi pers yang di lakukan AWARI pada hari itu dengan judul "Menciptakan Warnet Sehat dan Aman di Indonesia, di Jakarta". Masing-masing pihak baik dari AWARI dan Microsoft memebrikan penjelasan tentang program tersebut yang bisa dibaca di artikel itu.

Karena sangat tertarik makanya saya segera pergi ke lokasi kejadian alias ke websitenya AWARI. Saya download 4 buah file pdf yang ada hubungannya dengan program diskon itu dan mulai membaca. Pertama-tama coba buka dan baca file dengan nama harga-software-bonus-subsidiII.pdf.

Yang pertama kita lihat adalah list harga OS dan software M$ yang aduhai murahnya. Ga percaya?! Sebagai contoh di list itu harga diskon Win 7 Pro= $48 = Rp. 480.000!!! Murah banget!!!! (dengan asumsi $1 = Rp.10.000) Sebagai perbandingan saya punya brosur dari pameran KompuExpo di Grand City Surabaya 27 Nov - 1 Desember 2009 kemaren. Disitu ada list harga Win 7 Pro= Rp.2.435.000 atau harga pamerannya= Rp.2.200.000 nah percaya kan murahnya? Dan ga hanya itu kalau kita baca lagi dibawahnya dengan hanya dengan pembelian minimun 5 lisensi maka ita dapat bonus yang tak kalah aduhainya. Coba loe pikir, kalau itu bonus-bonus diduitkan berapa coba penghematan lagi yang loe dapet? Bejibun ya . . Microsoft emang ciamik soro!!! (ciamik soro=ciamik sekali). Okay . . . thats it! Itu pujian terbaik saya buat Mikocok dan untuk artikel ini, cukup sampai disini. . . .

Sekarang for the real deal!

Saya baca paragrap dengan sub judul Subsidi dan lagi-lagi saya ga percaya, masih ada kalimat yang menyenangkan, ini saya kutip ya;

Besarnya subsidi disesuaikan dengan nilai pembelian dan bersifat progresif (semakin besar nilai pembelian
semakin besar nilai subsidi yang diterima)

Asik!!! Jadi sekarang kita harus cepat-cepat ikutan program ini, kumpulin duit trus beli lisensi Mikocok dengan harga super miring . . tentu saja ini buat yang punya warnet! :p tapi tunggu dulu . . . Coba deh baca kalimat sebelumnya . . .

Subsidi diberikan kepada pemesan yang mengirimkan purchase order dan pelunasan sebelum tgl. 1 Des 2009

What the . . . Ups! Sori saya hampir saja omong kotor . . . maap ya . . . tapi tgl 1 Des 2009?!!!

Here's the facts: Artikel di detikinet.com itu pada tanggal 14 Desember . . . acara AWARI itu juga diadakan pada hari yang sama, sudah pasti diadakan sebelum artiel ini di upload jadi . . . ngapain program itu diberitakan pada tgl 14 Des?! Kalau tgl 1 Des deadline buat pesan dan bayar?! Basi kan? Duh! Maap ya saya mungin orangnya bodoh tapi saya masih engga ngerti kenapa promosi diskon kadaluarsa kayak gini bisa terjadi. :p



















Butuh Antivirus Ga Siy?


Linux sering diiklankan sebagai OS yang kebal virus ini konon dikarenakan Linux seperti halnya Unix selalu menomersatukan aspek keamanan diatas aspek kenyamanan penggunaan (cmiiw). Ini bisa terlihat nyata kalau kita memperhatikan berita soal virus-virus baru tiap hari, perhatikan engga sebenarnya virus dkk itu sebenarnya menyerang sistem operasi apa?. 99,99% saya yakin itu virus Windows. Saya pernah membaca beberapa artikel di Internet (saya sudah lupa sumbernya) kalau virus Windows yang sudah dideteksi itu sampai sekarang ada lebih dari 60.000-an dan dengan hitungan matematika sederhana saya tau ada kalau kemunculan virus baru Windows adalah puluhan atau ratusan per harinya. Bagaimana dengan Linux? Hitungan saya waktu itu sekitar 2 virus per tahun dan kebanyakan adalah proof-of-concept (hanya pengen ngebuktiin kalau bikin virus for Linux itu bisa) dan jika virus ini bekerja pada satu distro Linux belum tentu akan bekerja pada distro lain (satu alasan kenapa membuat virus di Linux sangat susah, karena targetnya banyak).


Kalau kita tanya para pengguna Linux di berbagai forum/milis dengan pertanyaan "kalau kita make Linux sebenarnya butuh ga siy antivirus?" maka biasa jawabnya "wah ga butuh . . " atau "saya ga pernah install tuh . . ." atau "gada virus Linux jadi ngapain install? . . ." atau "antivirus?! . . .basi . . . itu untuk Windows . . ." jadi kurang lebih reaksi pasti nyaranin ga perlu install. Bagaimana pengalama saya sendiri?.

Walaupun saya make Linux tetep saja harus berurusan dengan virus . . . loh?! Eit tunggu dulu, tentu saja bukan dengan Virus Linux tapi tetep dengan Virus Windows . . . kompie/nutbuk saya masih bisa terdapat virusnya (catet ya saya nulis "bisa ada") lewat media seperti flashdisk (FD), misalnya jika saya kebetulan make kompie orang yang kebetulan make Windows yang sudah ada virusnya, biasanya FD saya akan "tertular" dan kemudian ketika saya tancapkan FD ke Ubuntu dan kemudian saya transfer isi FD ke HD otomatis virusnya juga migrasi ke Ubuntu. Tapi jangan khawatir, ga akan terjadi hal-hal buruk, virus dkk tersebut hibernate di Ubuntu saya sampai dia masuk ke lingkungan dimana dia bisa berkembang biak (dengan catatan dapat dicegah kalau ada antivirusnya dan rajin update) yaitu ya di Windows dong . . . dimana lagi coba?! :p

Dulu suatu hari saya nganter bokap ke UC (Universitas Ciputra) yang akan memberikan kuliah. Bokap punya FD yang isinya file presentasi yang akan ditayangkan di kelas. Untuk itu Bokap menggunakan kompie tersedia di kelas dan coba kamu tebak kompie pakai OS apa? Windows? Betul sekali! Nah Bokap nancepin itu FD ke USB port di kompie dan kemudian terkejut karena folder ma file-file presentasinya semuanya berubah ikonnya dan judulnya folder dan file sekarang memiliki akhiran .exe. coba tebak kenapa virus apa engga tuh? :p Pastinya! Bokap bingung "mana file presentasi saya?!!!!" Nah saya cabut itu FD trus tancepin ke Ubuntu (kebetulan saya bawa nutbuk) dan di file manager terlihat kalau folder ma filenya masih ada (syukur ga didelete ma virusnya) tapi disamping folder dan file asli ada file-file shortcut dengan nama persis dengan nama folder dan file asli punya bokap. yaudah itu folder dan file gadungan itu saya delete aja, habis deh tuh virus di FD bokap. Btw btuh ga siy antivirus? :p Kalau dalam kasus ini the best antirus is Linux! hahahahahahahaha . . .

Kejadian berikut ketika warnet langganan saya dengan sontoloyonya mengganti Ubuntu dengan Windows 7 versi RC yang waktu itu bebas di download dan dipake. Cuman versi "gratis" ini ada batasannya, setelah beberapa bulan maka user ga boleh lagi make win7 gratisan, emang siy bisa dipake cuman tiap 2 jam pasti dengan "semena-menanya" win7 akan matiin kompie itu tanpa basa-basi (maksudnya loe bayar dong, janga gratisan doang! hehehehehehe . . . pinter ya mereka itu). Weleh . . . bayangin deh loe lagi asik-asiknya surfing trus byar-pet!... layar kompie loe item trus kompie loe mati . . . btw ini koq malah kayak PLN yah?! Dan tentu saja kamu tau itu kompie jadi rentan virus dkk apalagi adminnya ga instal antivirus. Saya siy maklum kenapa admin ga install itu software anti-antian, itu karena kompienya bakal terseok-seok kalau anivirusnya aktif, hah! tipikal banget masalah Windows :p

Nah sejak saat itu maka tiap kali ke warnet itu di FD saya selalu bertebaran file-file ga jelas, intinya mengkopi nama folder dan file yang ada di FD saya. Kalau di Win7 maka file dan folder itu terlihat sebagai shortcut (hek! shortcut dari Hongkong?!) Tapi kalau di Ubuntu maka saya melihat file-file dengan extensi .lnk, .db, dan .inf. Karena ndak punya antivirus terinstal di Ubuntu makanya saya pakai fasilitas "search" di file manager Nautilus dan kalau udah yah didelete. Tapi saya cukup tertarik sebenarnya file-file ga jelas itu virus macam apa, apakah itu virus, worm, malware, rootkit atau apalah makanya saya iseng install software antivirus yang open source yaitu Clamav.

Dan bener juga, Clamav mengidentifikasi .inf=VBS.Agent-35 sedangkan .db=INF-Autorun-35 . . . saya ga ngerti virus macam apakah itu tapi saya bener-bener tidak senang existensi virus-virus itu, soalnya ngebek-ngebeki FD saya dan jadi sampah visual saking banyaknya (ngebek-ngebeki=bikin penuh). Sayang .lnk ga terdekteksi sebagai virus atau konco-koncone (konco-koncone=teman-temannya) padahal file ini paling banyak dari ketiganya. Selain niru-niru nama folder dan file yang ada juga punya nama lain seperti Microsoft.lnk dan New Harry Potter and . . .lnk.

Jadi butuh ga siy antivirus? Kan situ toh akhirnya install juga antivirus di Ubuntu? hehehehehehehehe . . . jawabnya siy engga butuh, tetep lah. Clamav di install hanya untuk menjawab rasa ingin tau saya dengan identitis virus yang ada di FD saya, tidak lebih. Saya masih ga percaya ma antivirus yang katanya bisa menghapus virus dari file yang terinfeksi. Kebanyakan selama pengalaman pribadi ketika make Windows itu file bakal rusak atau ikut terdelete dengan virusnya. Dan kalau pun bisa dipake apa bisa percaya keamanan dari file yang pernah diinfeksi? saya koq tidak ya. Entah saya pakai antivirus atau engga pakai tetep saja Ubuntu saya aman. Btw Clamav kalau dijalankan bikin kompie saya berat, ga beda dengan make antivirus di Windows, makanya saya jalanin kalau perlu saja.


Sabtu, 19 Desember 2009

3 Tahun Bersama Linux & Manfaatnya

Sudah 3 tahun niy saya sudah make Linux, ga kerasa banget rasanya. Kalau dibandingan ketika make Windus yang sudah 13 tahun siy ga ada apa-2nya tapi saya senang banget loh bisa make Linux, jarang-jarang kan! ;) 3 tahun ini banyak suka dukanya tapi sepertinya banyak sukanya termasuk proses belajarnya. Saya belajar apa yang bisa saya lakukan dan hal mana yang perlu dihindari ketika menggunakan Linux. saya merasa jadi keren, coba siapa dari kalian yang bisa make Linux? Ada? Jarang banget tapi saya kasih tau ya make Linux itu banyak manfaatnya dan itu yang ingin saya ungkapkan disini.

Manfaat pertama sudah pasti pengalaman berharga menggunakan sistem operasi lebih dari satu. Itu membuat saya memiliki satu sudut pandang yang lebih luas, saya jadi tahu kelebihan dan kekuatan suatu sistem dibandingan dengan sistem lain dan memutuskan mana yang terbaik bagi saya. Dengan mudah saya bisa berpindah dari menggunakan sistem ini ke sistem itu tanpa perlu mengeluh bahwa ini lebih mudah dari itu.

Manfaat kedua adalah saya terbebas dari rutinitas tertentu dari sistem sebelumnya. Apakah kamu harus defrag harddisk tiap interval waktu tertentu? Saya dulu iya, tiap 2 minggu malah, kalau engga malah bisa jadi kompie-nya jadi lelet, ga banget kan? Ubuntu menggunakan file sistem yang berbeda seperti Ext2 atau EXt3 (sekarang sudah masuk Ext4) yang tidak memerlukan rutin defrag seperti halnya FAT32 dan NTFS untuk mengatasi file-file yang tersebar seantero harddisk.

Manfat ketiga saya jadi belajar untuk mengenali apa yang saya pake dan jika harus, mengatasi permasalahan yang muncul. Ubuntu bukan sistem operasi sempurna, masalah bisa saja muncul dan untuk itu sayalah yang harus mengatasinya (kalau dah mentok saya sering bertanya ke forum/milis pengguna Ubuntu). Saya pikir lucu juga ketika saya sudah make Windus 10 tahun, tahu engga kalau saya sampe 2006 ga bisa install Windus? Saya gatau apa itu registry dan gimana caranya untuk melakukan hack atau gimana cara mengatasi masalah dengan otak-atik registry? 10 tahun seharusnya saya sudah jadi Windus power-user dan ternyata itu tidak terjadi. saya merasa tidak terlalu penting untuk tahu apa yang saya pake yang penting bisa dipake dan beres dan itu ternyata salah. Saya menjadi terlalu tergantung kepada orang lain bahkan untuk mengatasi hal-hal sepele. Dengan Ubuntu saya belajar untuk mengenali masalah lalu mencari solusinya dengan baca man pages/info . . . kalau dah mentok bisa cari solusinya dengan cara googling, kalau pun masih tetep mentok saya masih bisa minta tolong di forum/milis dan biasanya solusinya saya dapat :)

Manfaat Keempat bagi saya adalah saya ga perlu lagi membajak software. Membajak software dikategorikan sebagai mencuri karena jelas-jelas kita menggunakan sesuatu tanpa izin (atau lebih tepatnya ga bayar biaya lisensi). Ubuntu datang dengan gudang software yang namanya repostori. Repositori dapat diakses lewat 2 media, pertama lewat internet dan yang kedua berbentuk fisik dalam kepingan-kepingan DVD. Apapun ada disitu mulai dari software programming, pendidikan, kantoran, permainan, desain, multimedia, dll, kamu akan terkejut betapa hebatnya repositori itu.

Ubuntu dan sebagian besar isi repositorinya adalah FOSS (free/open source software, dan hanya sedikit porsi yang non-free) jadi kita bebas menginstallnya ke berapapun komputer yang kita punya tanpa bayar biaya lisensi. Kita bisa membaginya ke sanak saudara, teman, atau bahkan orang yang engga kita kenal tanpa takut dicap maling. Kalau kita mampu kita bisa memodifkasi Ubuntu dan software-2 FOSS, membuatnya sesuai dengan kebutuhan kita tanpa perlu ijin terlebih dahulu, hebat bukan?

Masalah pembajakan adalah masalah serius bagi saya. Sebagai seorang Kristen Saksi-saksi Yehuwa adalah penting bagi saya untuk memegang teguh prinsip-prinsip Alkitab dan dalam hal ini soal mencuri. Prinsipnya ada di Kel 20:15 secara gamblang Allah Yehuwa melarang kita untuk mencuri, Yesus sendiri juga demikian di Matius 19:18, Markus 10:19, Lukas 18:20 dan juga ayat-ayat alkitab lainnya berbicara soal ini seperti di Imamat 19:11, Ulangan 5:19, Roma 2:21, Efesus 4:28.

Memang sejujurnya masalah pembajakan ini ga mudah bagi saya (dan ga mudah juga bukan kalian kan?), apalagi saya dikelilingi orang-orang yang menganggap pembajakan itu hal biasa dan lumrah dan bukan sesuatu hal yang perlu dibicarakan apalagi dipermasalahkan. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa, saya sudah melakukannya 3 tahun ini dengan cukup sukses. Saya bisa membuktikan bahwa ada alternatif lain selain melakukan pembajakan, saya merasa hati nurani saya lebih bersih dan tenang (ini manfaat kelima) karena tahu upaya saya sudah tepat dan Allah Yehuwa pasti senang saya berupaya sebisa-bisanya untuk menjalankan perintahnya :)

Manfaat Keenam adalah manfaat ekonomi. Saya pernah hitung berapa banyak duit yang harus saya keluarkan untuk lisensi software proprietari seperti Winduz, M$ Office, Sotoshop, Antivirus, dll yang ternyata sangat jauh lebih mahal dari harga sebuah komputer baru. Terus terang saya ga mampu dan anda pun pasti ga mampu kan? Kalaupun anda punya duit banyak pasti juga mikir-mikir 1000X kalau mau "buang" duit sebesar itu. Solusinya bayar atau mbajak dan kayaknya engga dua-duanya buat saya. Solusinya praktis tentu saja pake Linux.


Sebenarnya masih banyak manfaat lainnya yang bisa didapat dari menggunakan Linux tapi saya agak males untuk menulisnya semua disini dan saya tulis diatas setidaknya yang memiliki impact paling besar ke saya. 3 tahun telah berlalu dan saya senang apa yang sudah saya lakukan, bagaimana dengan anda?! ;)
 







  





Jumat, 18 Desember 2009

Kecil Itu Praktis

Biasanya saya selalu mengetikkan artikel blog yang ingin saya posting dirumah, alasannya sederhana saja, saya tidak ingin menghabiskan waktu yang berharga di warnet untuk sekedar memikirkan apa yang ingin saya tulis atau mikirin kata-katanya dan kemudian mengetikkannya. Untuk itu saya butuh aplikasi buat ngetik. Bagi kebanyakan orang jawabannya adalah word processor seperti OpenOffice Writer atau MS Word atau aplikasi sejenisnya. Tapi menurut saya penggunaan aplikasi word processor seperti itu terlalu berlebihan, kenapa?

Karena saya ga butuh aplikasi besar hanya untuk sekedar ngetik sesuatu yang tidak memerlukan formatting. Formatting bisa dilakukan di blog dan kadang hasil dari word procesor bisa sangat amburadul jika di copy-paste jadi stick dengan fasilitas yang ada di blog. Kedua word processor seperti yang saya sebut itu cenderung rakus resource komputer/notebook berupa CPU dan Memory jadi kadang kompie/nutbuk suka diem cukup lama hanya untuk tugas tertentu seperti startup aplikasi atau mau nge-save artikel (berlaku terutama dengan hardware jadul). Ketiga karena rakus resource berarti kompie/nutbuk cenderung lebih boros listrik, jadi aplikasi yang saya butuhkan yang harus kecil, simple dan cepat.

Saya suka menggunakan teks editor seperti gedit yang merupakan bawaan Ubuntu, kalau di Windows kita kenal namanya Notepad tapi gedit jauh lebih powerfull. Dan untuk file yang dihasilkan saya suka men-save-nya ke format .txt ini karena "semua" sistem operasi mengenali format ini dan selalu punya setidaknya satu aplikasi bawaan untuk membuka format txt. 




Rabu, 16 Desember 2009

4 CLI-Apps


Entah kadang disebut Console apps atau Ncurses atau terminal-based apps atau CLI-apps tapi berikut ini 4 aplikasi yang cukup sering saya pake terutama yang namanya MOC. Jadi serasa retro karena tampilan seperti apps jaman jadul ketika mouse masih sangat jarang digunakan dan hampir semuanya menggunakan keyboard.



Searah jarum jam mulai dari kanan atas adalah MC=Midnight Commander adalah full-text file manajer seperti halnya Nautilusnya Gnome atau Explorer dari OS lain. Kiri atas adalah MOC=Music On Console fungsinya ya untuk dengerin lagu, sekarang lagi dengerin Maroon 5 :)

Selanjutnya kanan bawah adalah htop=ncurses proses viewer, untuk melihat proses/aplikasi yang sedang berjalan. Dan terakhir di kiri bawah adalah Wordgrinder=simple word processor alias buat ngetik seperti Openoffice Writer atau MS Word tapi jauh lebih simple. Artikel ini diketik menggunakan Wordgrinder.


Sabtu, 28 November 2009

Saya, Rebecca Rijdman (Love) & Kampretsky

Saya baru saja dari pameran komputer KompuExpo 09 di Grand City Surabaya. Pamerannya sendiri agak mengcewakan karena digadang-gadang sebagai pameran IT terbesar tetapi pesertanya lebih sedikit dari pameran komputer di Jatim Expo belum lama ini dan pengunjungnya juga tidak banyak. Namun demikian ada setidaknya 2 hal menarik yang bisa saya cerita dari pameran ini. Yang pertama sama sekali tidak hubungannya dengan hal-hal berbau IT dan satunya berhubungan dengan Kampret . . . yup i tell you this is Kampretsky . . . the Kampret sky high ;)


Yang menarik adalah hiburan yang disajikan oleh penyelengara yaitu pertunjukkan musik dari seorang penyanyi baru namanya Rebecca Rijman. Seperti yang pernah saya lihat dibeberapa acara musik dan infotainment di TV orangnya emang bener-bener cantik, slim kalau ga bisa dibilang skinny, not so big as what i saw on TV jadi bener-bener tipikal cewek impian saya ;) suaranya boleh lah, tidak mengecewakan. Bisa main gitar well cukup komplit bukan untuk gorgeous girl? So itulah kenapa saya bela-belain mau datang pameran hari pertama ini, mau lihat gimana siy Rebecca Rijdman itu.  Tapi sehabis nonton dia nyanyi separuh sisa lagu dan dia persiapan untuk lagu kedua sambil memainkan gitar saya putuskan saya sudah puas liat Rebecca :)




Yang kedua terjadi sebelum jauh sebelum saya nonton Rebecca. Entah suatu kebetulan kemaren saya ngejoke di status Facebook saya dengan memplesetan Kapersky sebuah produk sofware suite antivirus dengan nama Kampretsky dan ternyata hari ini saya bisa membuktikan Kapersky benar-benar Kampertsky, mau tau kenapa?


Saya bukan ingin menjelek-jelekkan Kapersky, terus terang tidak walaupun menurut saya hal-hal berbau antivirus itu useless dan buang-buang uang dan waktu saja. Ke pameran saya bawa flashdisk saya yang bervirus ( baca: Virus-virus Windows Menjengkelkan) nah kebetulan produk antivirus yang buka booth di pameran ini adalah Kapersky maka timbulah ide bagaimana saya ingin mencoba produk Kapersky untuk menangani fd bervirus milik saya, mayan kan cleaning up gratisan.


Setelah berbincang sejenak dengan salah satu penjaga yang mirip engkong-2 dengan kumis yang malu-malu yang cuman muncul dikedua ujung-ujung bibir ini saya memberanikan diri minta ijin untuk scan fd saya di salah satu laptop di booth itu dan tentunya terinstall Kapersky.  Dan penjaganya setuju tapi dia tidak menemani saya tapi sibuk dengan calon customer lainnya.


Saya tancapkan fd saya ke laptop dengan sistem operasi Windows 7 plus diprotek Kapersky. Dengan cepat fd saya dikenali oleh Win7 dan secepat itu juga Kapersky mendetek adanya virus di fd dan menanyakan apa mau discan dan saya klik ok. Wah hebat juga niy Kapersky dalam hati saya. Proses scan berlangsung cepat dan memang Kapersky mendeteksi virus dan mencoba untuk menghapusnya . . . ada virus autorun . . . worm . . . dan kemudian sesuatu terjadi. Kapersky mendeteksi adanya malware dan menanyakan apakah saya mau melakukan tindakan clean up atau dibiarkan saja. Tentu saya pilih clean-up . . . tapi suatu hal aneh terjadi.


Tiba-tiba saja Kapersky malah melakukan scanning di HD laptop dan bukannya melakukan scanning di fd saya. Saya jadi berpikir keras apakah laptopnya sudah terinfeksi sesuatu dari fd saya ya? Apakah Kapersky 2009 baru saja dipercundangi oleh virus, worm, malware, spyware atau apapun dari fd saya? Dan yang lebih anehnya lagi setelah selesai scan HD laptop malah laptopnya melakukan booting ulang . . . Heck!!


Nah sepertinya ini waktunya saya pergi, jadi setelah mengucapkan terima kasih sama yang jaga tadi saya ngacir ;) pergi ke booth-booth lain, nonton film G.I Joe trus tentunya nonton sekilas Rebecca my sweet darling sebelum pulang . . . so its really Kampretsky huh?! :p

Install & Update Offline Clamav


Jika anda membaca tulisan saya sebelumnya Virus-virus Windows Menjengkelkan saya benar-benar jengkel dengan virus Windows yang bolak-balik nongol di flashdisk saya. Dengan rasa enggan sekaligus keinginan-tahuan yang cukup besar apakah file-file misterius itu virus atau bukan saya memutuskan untuk menginstal Clamav atau Clam Antivirus dari repo Ubuntu 9.04. Memang Clamav versi repo ini 6 bulan lawasnya tapi itu bisa diatur dengan cara mengupdate virus signaturenya alias di update. jadi sebelum menginstal pertama-tama saya mengunduh main.cvd dan daily.cvd dari situs resmi Clamav.

Pertama yang kita lakukan adalah menjalankan Synaptic Package Manager

System - Administration - Synaptic Package Manager

Dikotak Quick Search ketikkan kata kunci Clamav lalu tandai paket Clamav dan jika ingin Clamav memiliki antar muka GUI, tandai juga Clamtk (ini juga berguna jika ingin meng-update virus signature secara online). Setelah proses instlasi selesai sekarang saat update Clamav.

Karena saya tidak punya koneksi internet di rumah maka saya pergi ke warnet untuk mengunduh main.cvd dan daily.cvd terbaru yang saya taruh di folder update-clamav di flashdisk. Update offline ini cukup "brutal" karena tidak dilakukan secara otomatis tetapi secara manual. Pertama jalankan Terminal dan masuk sebagai root.

Applications - Accessories - Terminal

Lalu ketikkan:

$ sudo su

Dan masukkan password anda. Lalu kita akan masuk ke folder dimana file main.cvd dan daily.cvd yang lama yang berada di /var/lib/clamav.

$ cd /var/lib/clamav

Gunakan perintah ls untuk melihat isi folder Clamav.

$ ls
daily.cvd main.cvd

Kalau tidak yakin kita bisa menggunakan perintah mv (move) dengan memindahkan kedua file ke tempat lain (misalnya ke desktop) dan bila perlu direstore ke tempatnya semula atau bisa juga langsung saja dihapus dengan perintah rm (remove).

$ mv daily.cvd main.cvd /home/roland.Desktop

atau

$ rm daily.cvd main.cvd

Sekarang kita akan memindahkan file main.cvd dan daily.cvd terbaru yang ada di flashdisk ke /var/lib/clamav.

$ cd /media/Transcend/update-clamav

Untuk memindahkan kedua file tersebut kita bisa gunakan perintah cp untuk copy dimana kedua file tersebut ada di folder sumber dan folder tujuan atau gunakan perintah mv (move) yang sama seperti cut-paste.

$ cp daily.cvd main.cvd /var/lib/clamav

atau

$ mv daily.cvd main.cvd /var/lib/clamav

Jalankan perintah berikut untuk melihat apakah Clamav sudah mengenali ter-update.

$ clamscan -V
ClamAV 0.95.1/10079/Thu Nov 26 12:55:07 2009

Note: Untuk update harian cukup unduh saja daily.cvd sedangkan main.cvd hanya perlu di update ketika Clamav merilis main.cvd terbaru dilihat dari tanggal rilisnya. Untuk membandingkan perintah clamscan -V dapat dijalankan setelah proses install yang kemudian bisa dibndingkan setelah proses update selesai. Nah Ubuntu saya sudah dipasangi antivirus dan telah ter-update :)








Jumat, 27 November 2009

Virus-virus Windows Menjengkelkan!!!



Untuk satu hal virus Windows benar-benar sangat menjengkelkan saya beberapa waktu ini. Yang saya perhatikan tiap kali habis pulang dari warnet langganan, saya selalu mendapati kalau flashdisk saya selalu dipenuhi oleh file-file dengan extensi .lnk .inf .db. yang saya curigai sebagai virus Windows (CMIIW). Upaya penghapusan saya lakukan menggunakan Nautilus File Manager dengan fasilitas Search lalu saya delete namun tiap kali kembali dari warnet, file-file itu kembali nongkrong di flashdisk.

Untuk memastikan kecurigaan saya kemudian diputuskan untuk menginstal antivirus di Ubuntu, sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dan malas saya lakukan selama menggunakan Ubuntu. Antivirus yang saya gunakan adalah Clamav yang diinstall dari repo Ubuntu yang kemudian diupdate virus signaturenya. Dan benar 2 dari 3 file suspek virus diindentifiksi sebagai virus atau sejenisnya yaitu .db adalah VBS-Agent-35 dan .inf sebagai INF-Autorun-35. Sayang .lnk tidak berhasil dikenali sebagi virus padahal file ini yang paling saya curigai karena jumlahnya lebih banyak dan memiliki nama-nama aneh seperti microsoft.lnk, New Harry Potter...lnk, New Folder.lnk, navbar_data.lnk, da masih banyak lainnya termasuk .lnk yang meniru nama folder atau file html.

Walaupun virus-virus Windows ini tidak memberi efek merusak apapun pada Ubuntu saya tetapi tetap saja kehadirannya menjengkelkan karena merupakan gangguan visual ketika melakukan navigasi dalam flashdisk. Selain itu besar kemungkinan flashdisk saya menjadi jembatan untuk menginfeksi komputer yang menggunakan MS Windows yang tidak terproteki dengan baik. Dengan mudah seperti yang saya sebutkan sebelumnya virus-virus dapat dengan mudah saya habisi dengan Nautilus tetapi mungkin itu gunanya antivirus, bukan untuk memproteksi Ubuntu Linux tapi sebagai mana mestinya memproteksi Windows walaupun tidak secara langsung.

Btw, Clamav sebagi antivirus benar-benar bersikap seperti layaknya antivirus yang sedang bekerja, mengambil cukup banyak resource komputasi berupa tenaga CPU dan memakan memori cukup banyak sehingga memperlambat kerja komputer/laptop. Satu alasan kenapa saya tidak suka antivirus. Untung saja karena saya memakai Ubuntu jadi tidak perlu membiarkan antivirus berjalan dibackground dan hanya menggunakannya hanya ketika dibutuhkan. Pengalaman saya ketika menggunakan Windows, antivirus sama menyebalkan dengan virus itu sendiri.

Minggu, 22 November 2009

Resize dan Rotate Photo Dengan Imagemagick

Software image editing seperti Gimp dan Photoshop adalah aplikasi yang sering saya pakai ketika ingin meresize dan merotasi photo yang ingin saya upload ke Facebook. Namun walau begitu saya masih merasa kedua software diatas terlalu besar dan memakan waktu hanya untuk melakukan 2 hal sederhan. Yang saya ingin sebuah tool yang dengan cepat dapat melakukan resize dan rotasi photo dan tidak memakan banyak resource laptop berupa tenaga CPU dan Memory.

Tool yang saya maksud adalah Imagemagick. Secara singkat Imagemagick adalah ImageMagick(R), is a software suite to create, edit, and compose bitmap images. It can read, convert and write images in a variety of format (about 100) including GIF, JPEG, JPEG-2000, PNG, PDF, PhotoCD, TIFF,and DPX atau kalau boleh katakan Imagemagick itu Gimp atau Photoshopnya dunia CLI (Command Line Interface) keren bukan?!. Silahkan merujuk situs resmi Imagemagick untuk info lebih lanjut.

Nah katakanlah saya mempunyai 4 buah photo: 100_2040.jpg, 100_2042.jpg, 100_2043.jpg, dan 100_2045.jpg yang saya simpan folder Pictures di dalam folder upload. photo 100_2042.jpg dan 100_2045.jpg akan kita resize lalu photo 100_2040.jpg dan 100_2043 akan kita rotasi. Sekarang kita akan mulai dengan menjalankan Terminal:

Applications - Accessories - Terminal

Lalu kita akan masuk ke dalam foldr kerja yaitu folder upload.

$ cd /home/roland/Pictures/upload

Note: Gunakan perintah ls untuk melihat isi folder upload

$ ls

Kita akan menggunakan perintah berikut untuk melakukan resize pada photo 100_2042.jpg dan 100_2045.jpg dengan memperhatikan aspek ratio. File original beresolusi 2592X1944 pixel sedangkan targetnya akan diperkecil menjadi 640X480.

$ convert 100_2042.jpg -resize 640X480 gerobak_bakso1.jpg

note: gerobak_bakso1.jpg adalah nama file 100_2042.jpg yang sudah diresize. Bisa saja nama file sumber dan nama file tujuan sama seperti:

$ convert 100_2042.jpg -resize 640X480 100_2042.jpg

Ini berarti file asli akan ditimpa dengan file yang sudah diresize. Hal ini tidak saya anjurkan untuk dilakukan dengan perkecualian jika saya mempunyai file photo 100_2042 di tempat lain yang belum diedit alias aslinya.

Selain resize dengan memperhatikan aspek ratio dapat pula menggunakan persentasi dengan tanda %. Untuk mencapai resolusi yang diinginkan yaitu 640X480 pixel saya meresize photo 25%. memang tidak akan tepat 640X480 tetapi mendekati yaitu 648X488 pixel.

$ convert 100_2045.jpg -resize 25% rel_kereta.jpg

Selanjutnya kita akan melakukan rotasi pada photo 100_2040.jpg dan 100_2043.jpg. Dibawah ini adalah contoh photo 100_2040.jpg.



Photo ini akan kita rotasi 90 derajat clockwise (searah jarum jam)

$ convert 100_2040.jpg -rotate 90 3roda.jpg

note: Jika rotasi berlawanan arah jarum jam atau counter-clockwise kita menggunakan tanda minus.

$ convert 100_2043.jpg -resize -90 gerobak_bakso2.jpg

Mudah bukan? Sebagai bagian penutup tutorial ini perhatikan kalau sumber file sumber dan file tujuan sama-sama merupakan file jpg. Apakah bisa merubah file jpg ke format lain yang didukung oleh Imagemagick seperti misalnya .png atau TIFF? Jawabnya bisa! Ini dilakukan dengan cara merubah extensi file tujuan dengan extensi yang kita ingin, semisalnya jpg ke png

$ convert 100_2042.jpg -resize 640X480 gerobak_bakso1.png

Selamat mencoba!! :)



Rotasi Clockwise


Before



After




Rotasi AntiClockwise


Before



After

Jumat, 20 November 2009

Backup Flasdisk Dengan Rsync di Ubuntu

Saya ini tipe orang yang sembrono, buktinya sejauh ini sudah 4-5 flashdisk milik saya yang hilang, terakhir kali yang jadi korban adalah fd Sandisk 2 GB . . . semoga saja fd saya yang baru Transcend 4GB tidak bernasib sama. Hal kehilangan ini membuat saya sadar kalau kebutuhan backup data dalam fd saya itu sangat penting sekali. Karena setiap kali kehilangan fd selalu saja banyak juga hilang file-2 penting.

Mau backup pake cara copy-paste jelas malas karena menjadi tidak praktis ketika jumlah file yang ada dalam fd sangat banyak, mau pake software khusus koq ya males juga, ribet rasanya. Maka dari itu saya lebih memilih sebuah tool sederhana yang bernama rsync. apa itu rsync? penjelasan sederhana rsync - a fast, versatile, remote (and local) file-copying tool, selanjutnya silahkan cari sendiri dengan googling ;)

Pertama saya membuat folder dimana isi fd nantinya akan dibackup disini. Saya membuat folder backupfd di home direktori dalam folder Documents.

$ cd /home/roland/Documents

$ mkdir backupfd

note: perintah cd untuk masuk ke folder Documents lalu perintah mkdir untuk membuat folder baru di dalam folder Documents. Jadi saya sudah punya folder tujuan backup. Selanjutnya kita masuk ke fd.

$ cd /media/Transcend

note: Transcend adalah nama fd saya sesuai dengan nama merknya. Berikutnya kita akan backup fd ke folder backupfd.

$ rsync -av /media/Transcend/ /home/roland/Documents/backupfd

note: rsync -av [path sumber backup] [path tujuan backup] cuman perintah -av ga asik, ga asik gimana? karena kita ndak bisa liat proses backup yang terjadi makanya saya menambahkan opsi -h

$ rsync -avh /media/Transcend/ /home/roland/Documents/backupfd

Ketika proses pertama kali backup, rsync akan mengkopi seluruh isi fd ke folder backupfd sedangkan proses kedua dan seterusnya rsync akan membandingkan isi fd dengan isi folder lalu hanya mengkopi isi fd yang tidak ada di folder backupfd.

Misalnya fd saya berisi 3 file txt = 1.txt 2.txt 3.txt yang oleh rsync dikopi ke backupfd... suatu ketika saya menambahkan file 4.txt ke dalam fd. Rsync akan membandingkan isi fd dengan backupfd lalu hanya mengkopi 4.txt ke dalam backupfd, enak bukan?!

Namun dikemudian hari saya menemukan sebuah masalah yaitu saya tidak ingin file-2 tertentu dalam fd terbackup.Ceritanya saya punya warnet langganan yang menggunakan Windows 7 yang tiap kali pulang dari sana selalu mendapati fd saya berisi file-2 dengan extention .lnf .inf .db dengan nama aneh yang saya curigai sebagai virus Windows (cmiiw). Tentu saja virus-2 tersebut tidak akan menginfeksi laptop saya yang menggunakan OS Ubuntu tapi saya tidak senang file-2 itu terbackup.

Intinya bagaimana membackup fd tanpa membackup juga virus-2 sialan itu. Solusinya ada dan saya senang mengucapkan terima kasih kepada Mas Mahyudding Susanto atas saran yang beliau berikan.

$ rsync -avh --exclude "*.lnk" --exclude "*.inf" --exlude "*.db /media/Transcend/ /home/roland/Documents/backupfd

note: --exclude "*.lnk" opsi ini akan membuat semua file .lnk yang ada dalam fd saya tidak dibackup. tapi bagaimana kalau ada 100 extention yang juga mau di exclude? wah bisa kram niy tangan ngetik sebanyak itu. solusinya dengan opsi --exclude-from=

Pertama saya membuat sebuah file bernama blacklist.txt di /home/roland yang isinya sebagai berikut:

*.lnk
*.ink
*.db

Setelah file blacklist.txt selesai dibuat dan disave. Saya mengubh perintah rsync menjadi

rsync -avh --exclude-from=/home/roland/blacklist.txt /media/Transcend/ /home/roland/Documents/backupfd

note: --exclude-from=/home/roland/blacklist.txt dengan ini rsync akan memeriksa file blacklist.txt untuk mengecek file extensi mana yang akan diexclude/tidak dibackup.

Tetapi kita perintah ini dijalankan ada sebuah keanehan, extensi .lnk yang ada di bagian atas list ternyata masih terbackup sedangkan .inf dan .db tidak, apa ada yang salah? Setelah coba-2 ternyata kesalahan ada di file blacklist.txt. Solusinya adalah memberi satu spasi kosong dari bagian paling atas file dengan hit enter (liat srcreenshot).




Kamis, 19 November 2009

Split dan Join File di Ubuntu

Beberapa waktu lalu kebetulan saya ingin mengirimkan sebuah file pdf yang kita sebut saja sebagai linux101.pdf kepada seorang teman. Karena teman saya itu berada di kota lain saya mengirimkannya lewat email. Sayangnya file pdf tersebut berukuran cukup besar, sekitar 13MB dan gmail membatasi file yang bisa upload tidak lebih dari 10MB/filenya. Jadi bagaimana solusinya?

Hal ini dapat diatasi dengan cara memecah file pdf tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, dikirimkan lewat email lalu disisi lain (yaitu teman saya) file-2 tersebut akan disatukan kembali, istilahnya split & join file.

Sebelum melakukan split & join, pertama saya menempatkan file pdf tersebut di flashdisk (memudahkan saya untuk membawanya ke warnet) dalam folder belajar. Untuk memudahkan proses upload agar lebih cepat maka file pdf tersebut akan dipecah per filenya seukuran 5MB sehingga hasil akhirnya ada 3 file pecahan.

Pertama kita jalankan program terminal:

Applications - Accessories - Terminal

Kemudian masuk ke tempat dimana file linux101.pdf berada:

$ cd /media/Transcend/belajar

Note: Transcend adalah nama flashdisk saya dan belajar adalah nama folder dimana file linux101.pdf berada, gunakan perintah ls untuk mengecek isi folder belajar, perintah ini optional jadi tidak dijalankan juga tidak apa-apa.

$ ls

lalu kita akan membuat md5sum dari file pdf tersebut, gunanya untuk membandingkan file pdf sebelum di split dan file pdf setelah di join apakah identik atau tidak.

$ md5sum linux101.pdf > md5sum.txt

Note: gunakan perintah ls untuk mengecek apakah file md5sum sudah ada di folder belajar. Kalau file md5sum.txt ada di folder belajar gunakan perintah berikut untuk melihat isi file txt itu

$ cat md5sum.txt

Sekarang kita masuk kebagian utama, melakukan split file pdf.

$ split -d -b 5m linux101.pdf linux101.pdf.part

opsi 5m= 5 megabyte adalah besaran file yang diinginkan, jika kita ingin membaginya perfile= 3 megabyte maka tinggal mengganti nilai 5m menjadi 3m . . . gunakan perintah ls untuk melihat isi folder belajar. kita mendapat isinya bertambah sekitar 3 file baru.

Skenarionya berubah, katakanlah saya sudah pergi ke warnet dah mengirimkan ke-3 file pdf itu ditambah file md5sum.txt. Dan sekarang kita berperan sebagai teman saya sebut saja namanya Joni. Untuk itu saya akan menghapus file asli linux101.pdf agar memudahkan proses penyatuan kembali ke-3 file pdf tersebut.

$ rm linux101.pdf

Gunakan perintah ls untuk melihat apakah file original sudah terdelete. Nah sekarang kita siap membantu Joni melakukan join ke-3 fle pdf itu.

$ cat linux101.pdf.part00 linux101.pdf.part01 linux101.pdf.part03 > linux101.pdf

Sekali lagi gunakan perintah ls untuk melihat isi folder belajar . . sekarang ada file linux101.pdf . . . berikutnya dengan file md5sum.txt kita akan bandingkan apakah file pdf itu sebelum di split dengan file pdf setelah join identik.

$ md5sum -c md5sum.txt

Kalau hasilnya Ok! maka proses join berhasil.

Note: sebagai opsi untuk menghapus file-2 split dan file md5sum.txt bisa gunakan perintah rm

$ rm linux101.pdf.part00 linux101.pdf.part01 linux101.pdf.part03 md5sum.txt
Screenshot Terminal




Senin, 29 Juni 2009

Ubuntu Saya Dimuat di Majalah International . . . Woohoooo!!!

Rasanya hari ini saya merasa senangnya bukan main! Pertama akhirnya majalah Fullcirclemagazine edisi 26 muncul juga dan segera saya download dari websitenya. Edisi 26 ini telat muncul dari jadual yang seharusnya tanggal 26 Juni beberapa hari yang lalu dan baru hari ini tanggal 29 Juni muncul. Mungkin karena proyek ini adalah proyek volunter makanya kalau dikit-dikit telat kayaknya ga masalah.

Majalah Fullcirclemagazine ini adalah majalah khusus membahas seputar sistem operasi Linux distribusi Ubuntu, termasuk di dalamnya semua turunan Ubuntu seperti Kubuntu, Xubuntu, Mint, dll. Selain Infolinux yang merupakan majalah cetak dari Indonesia, Fullcirclemagazine saya gunakan sebagai referensi segala sesuatu yang berhubungan dengan Linux dan khususnya Ubuntu.

Anyway suatu hal yang sangat mengejutkan adalah ternyata kiriman screenshot+penjelasan soal desktop notebook Compaq Presario 2500 yang saya kirim beberapa bulan lalu dimuat!!! Wow keren

Kalau ga salah sekitar awal bulan Maret 2009 kemarin iseng-iseng saya ambil screenshoot gambar desktop notebook yang saya sudah atur sedemikian rupa. Untuk mempercantik tampilan dekstop saya pasang 3 widget dari Screenlets plus saya jalankan Watchtower Library edisi 2006. Dengan menambahkan sedikit cerita soal desktop saya tadi kemudian hasilnya saya kirimkan ke majalah Fullcircle dengan harapan akan dimuat pada edisi 23 bulan Maret pada bagian My Desktop dimana para reader Fullcircle nunjukkin tampilan dekstop komputer atau notebook mereka.

Namun sayang ketika edisi ke-23 Fullcircle keluar ternyata kiriman saya ga dimuat. Rasanya agak kecewa tapi mungkin tampilan dan cerita saya kurang bagus sehingga pihak Fullcircle berpikir apa yang saya kirim kurang layak tampil demikian yang saya pkir waktu itu. Jadi sejak itu saya dah ga mimpi kiriman saya itu bakalan dimuat sampai tadi pagi.

Biasanya untuk pertama kali saya ga terlalu banyak baca, hanya artikel yang ringan-ringan saja dan sampailah saya dibagian My Desktop. Ada 4 screenshot yang ditampilkan, untuk yang pertama saya lihat adalah screenshot desktop punya orang Indonesia karena nama pengirimnya adalah Bimo Wijayanto . . . indonesia bangetkan?! Nah waktu liat screenshot yang terakhir kayaknya saya pernah liat itu sebelumnya tapi saya lupa dimana liatnya. Dan ketika saya liat nama pengirimnya adalah Roland Ruben . . loh itu kan nama saya!!! Setelah saya lihat baik-baik screenshot ma ceritanya barulah saya sadar itu kan yang saya kirim bulan maret lalu?! Wah jadi dimuat juga . . Woohooooo . . .

Mimpi apa ya saya tadi malam koq akhirnya termuat juga . . . jadi pengen ngirim lagi tapi tentu saja bukan untuk bagian My Desktop tapi bagian yang lain, cuman masih ga pede ma bahasa Inggrisku yang pas-pasan.


Sabtu, 27 Juni 2009

100 Malware Terganas Yang Tidak Perlu Saya Kuatirkan

Serangan malware kian menggila. Ada begitu banyak jenis malware yang mengintai dan siap menyerang pengguna komputer. Itu sepenggal kalimat pembuka dari artikel Ini Dia Daftar 100 Malware Terganas yang saya baca di detikinet.com. Jika anda menggunakan komputer mungkin ini peringatan yang perlu diwaspadai, tapi saya koq tidak merasa terancam sama sekali.

Isi artikelnya singkat banget, hanya penjelasan kalau daftar ini merupakan malware yang beredar di Indonesia dalam kurun waktu satu minggu dari tanggal 18 – 25 Juni 2009 yang merupakan laporan dari Kapersky Lab dan selebihnya daftar 100 malware. Ada beberapa hal yang saya anggap menarik dari 100 malware yang disebutkan dalam artikel ini.

Pertama adalah 100 malware dalam waktu satu minggu. Itu berarti ada 14.2 malware baru yang muncul tiap hari (CMIIW) itu jumlah yang besar apalagi jika dihubungkan dengan fakta kedua yang saya dapati dari daftar itu. Dari malware pertama sampai malware keseratus kesemuanya adalah malware Windows. Kenapa saya bisa bilang itu malware Windows? Perhatikan bahwa semua nama malware itu ada win32. Jadi boleh saya simpulkan bahwa para pengguna sistem operasi Windowslah yang patut was-was dengan fakta ini sedangkan pengguna komputer dengan sistem operasi non Windows seperti Linux atau Mac tak perlu khawatir.

Menurut saya judul artikel ini kurang tepat, yang akurat seharusnya menjadi “Ini Dia Daftar 100 Malware Windows Terganas!”. Ini adalah satu alasan kenapa saya migrasi ke sistem operasi Linux karena saya tidak perlu kuatir soal malware, sesuatu yang tidak penting untuk diurus atau dikuatirkan.

Rabu, 24 Juni 2009

Game Review: Mari Bermain Slingshot

Baru dua hari ini gw nemu game yang menarik dari repo Ubuntu, namanya Slingshot. Game ini sebenarnya game yang sederhana, mudah dimainkan, dan dapat dimainkan oleh 2 orang. Inti game Slingshot adalah 2 pesawat luar angkasa berusaha saling menghancurkan dengan saling meluncurkan roket ke arah lawan namun bukan tanpa rintangan. Diantara kedua pesawat yang saling bermusuhan tersebut terdapat beberapa rintangan berupa planet dengan berbagai ukuran dan kekuatan gravitasinya. Sama seperti waktu kita belajar di sekolah dulu, semakin besar obyek planet maka semakin besar pula gaya gravitasinya.



Karena terhalang oleh planet-planet yang bertebaran diantara kedua pesawat maka setiap pihak kudu memanfaatkan gaya gravitasi planet yang ada untuk memandu jalur roket. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, pertama arah tembakan, kedua kekuatan tembakan roket, dan ketiga kemungkinan gaya gravitasi planet yang dapat merubah jalur roket. Untuk membuat game ini menjadi sulit, kita dapat membuat planet tertentu menjadi invisible alias ga keliatan kecuali efek gaya gravitasi ketika menembakkan roket. Hati-hati kalau menembak, karena kalau tidak malah roket yang kita luncurkan malah kembali ke tuannya, efek gravitasi planet malah membuat jalur lintasan roket berbentuk seperti jalur lintasan bumerang dan kalau dah gitu yah tamat deh riwayatnya.

Yang agak kurang dari game ini yaitu ga bisa save game yang sedang dimainkan, gada sound, dan ga bisa full screen, mungkin versi selanjutnya akan ada perbaikan untuk itu. Kalau soal memainkan game sangat mudah sekali, hanya beberapa menit kita dah dapat menguasainya . . .grafiknya juga cukup bagus. Untuk info lebih jauh klik aja www.slingshot-game.org

Sebuah Upaya Penipuan?

Hal ini baru saja terjadi siang tadi, mamaku menerima telpon dari seseorang yang mengaku dari Telkom, karena sejak pake Speedy aku sering telpon ke 147 Telkom maka mamaku passing tuh telpon ke aku. Diseberang sana seorang pria yang mengaku dari Telkom dengan nama yang ga bisa aku ingat karena gaya bicaranya yang aneh bin sering ga jelas gitu menanyakan papaku tapi aku bilang saya anaknya. Lalu si pria ini menjelaskan kalau papa saya dengan nomer telpon kami disebutkan baru saja memenangkan sebuah atau semacam undian atau sayembara yang diadakan oleh Telkom yang acaranya disiarkan tadi malam.

Detailnya pria mengatakan papaku menang sebuah sepeda motor Yamaha Mio dan katanya bebas pajak dan untuk mendapatkan hadiahnya papaku harus menghubungi kepala Telkom Surabaya Barat Ir Iman/Imam Utomo (aku kurang bisa jelas dengernya apakah Iman/Imam, tapi whateverlah) di nomer 08884225747 dan harus segera dihubungi. Segera setelah telponnya aku tutup aku jadi berpikir apakah ini bener papaku menang atau ini sebuah usaha penipuan?

Ada beberapa hal yang aku curiga, pertama aku ga ingat kalau papaku pernah ikut sebuah undian/sayembara dari Telkom akhir-akhir ini dan kayaknya ga akan pernah papaku bakal ikut hal-hal ga penting kayak gitu. Kedua kenapa kami harus menghubungi seorang kepala Telkom Surabaya Barat? Bukankah ada anak buahnya yang akan mengurus hal-hal tersebut dan kenapa kami harus segera menghubungi Bpk Utomo itu? Bukankah biasanya ada masa tenggang antar waktu undian diumumkan sampai batas akhir pengambilan hadiah? Dan mengapa seorang kepala Telkom Surabaya Barat dihubungi lewat sebuah nomer handphone dari provider Friends?! Kenapa ga nomer kantor atau nomer Flexy, kalau itu aku masih percaya, tapi Friends?! Ya bener aja!

Untuk lebih menyakinkan kuputuskan untuk menelpon 147 Telkom. Segera saja aku menyampaikan informasi soal telpon yang baru saja kami terima kepada operator 147. Setelah di check sebentar Mbak operatornya dengan matab mengatakan kalau telpon yang kami terima itu adalah penipuan dan tidak ada Undian/Sayembara yang dilakukan Telkom. Kami dianjurkan untuk tidak menghiraukan telpon tersebut. Yah kalau Telkom bilang itu penipuan berarti ya penipuan tapi sayang usahanya ga berhasil terhadap kami. Lewat operator itu saya minta agar laporan saya ditindak lanjuti dengan harapan si pelaku bisa dilacak dan kalau bisa ditangkap karena ini bisa memakan korban orang yang kurang waspada. Ini kayaknya kudu jadi warning buat semua orang karena modus kayak ginih marak terjadi dan kami pun ga aman dari upaya penipuan karena baru saja terjadi upaya percobaan penipuan terhadap kami dan sayang bengat deh loe penipu, we are smarter than you think.

Beberapa jam kemudian, pria tadi menelpon kami yang menerima mamaku. Dia bilang bahwa kami harus segera menelpon Bpk Iman/Imam yang nomer telpon Frends yang dia kasih tadi. Karena males meladeni, mamaku memanggil aku. Aku datang trus telponnya aku tutup. Hanya semenit kemudian ada telpon yang masuk lagi tapi kali ini baik mamaku dan aku gamau angkat itu telpon dan setelah itu kayaknya orang itu ga pernah telpon lagi.

Jadi sebelum terima sebuah kabar yang bombastik dimakan mentah-mentah, pastikan cek dan ricek. Semakin anda diburu-buru, semakin wah apa yang akan anda terima selalulah bersikap curiga, curiga itu baik dan jangan cepat-cepat percaya. Kami pernah terima upaya yang lebih parah lagi, saya pernah terima telpon kalau papa kecelakaan dan karena kaki papaku terluka parah dan untuk menyelamatkan kaki dan nyawa papaku kudu dapet alat yang hanya ada di Jakarta . . . kami kudu transfer duit ke dokter anu di RSU Dr Soetomo. Terus terang kami nyaris termakan gombalan orang itu. Setelah telpon aku tutup, iseng-iseng aku telpon papaku dan ada yang terima. Yang menerima telponku adalah papaku. Bangsat!!! (maap bahasaku ini) . . . gw dah panik dan sport jantung, mamaku dah pontang-panting dan juga panik ternyata papa dalam keadaan selamat. Keterlaluan!!! (Rhoma Irama style . . . .)

Selasa, 23 Juni 2009

Ketika Saya Mulai Menggunakan Linux

Tepatnya sudah 2.5 tahun yang lalu ketika pertama kalinya gw make sistem operasi Linux dengan distro pertamaku Ubuntu. Banyak hal terjadi setelah baik suka maupun dukanya tapi ada bertanya kenapa gw make Linux da kenapa ga stick aja dengan Windows? Dan ga sekali pertanyaan itu muncul bahkan dari keluarga gw sendiri dan juga kadang kali gw bertanya pada diri sendiri kenapa gw memilih menggunakan Linux. Jadi itu sebabnya gw mulai mencoba mengingat kembali 2.5 tahun lalu alasan dan sebab kenapa gw mutusin memulai migrasi dari Windows ke Linux.

Sebenarnya 2.5 tahun lalu gada bayangan gw bakalan make Linux. Jauh sebelumnya ketika keluarga kami punya komputer pertama kalinya tahun 97/98 hanya sekali atau dua kali gw denger soal Linux, Pada waktu itu pernah gw baca di Majalah InfoKomputer tentang artikel soal Windows Vs Mac dan Linux disinggung di dalamnya. Tetapi kesan gw soal Linux jauh banget, Linux digambarkan sebagai OS para geek kompie, ala DOS dengan penggunaan terminal dan keliatan jadul banget tapi disitu juga disebut kalau ga salah Linux sebagai OS yang stabil dan tahan dibandingkan Windows dan Mac (CMIIW).

Kembali ke tahun 2006, lebih tepatnya akhir 2006. Aku mulai sering baca berita tentang Linux di internet dengan kata-kata seperti Linux sudah siap untuk desktop, semakin mudah digunakan, Linux dengan GUI yang tak kalah cantik dengan produk proprietari, termasuk juga stabil, tahan virus, ekonomis, dan yang membuat gw tertarik adalah konsep LiveCD dari distro Ubuntu yang sedang naik daun pada saat itu (walaupun distro Linux yang lain juga ada versi LiveCD dan kalau ga salah KNOPPIX-lah yang pertama kali menggunakan LiveCD).

Jadi apa itu LiveCD? Ini benar-benar menarik perhatian gw karena dengan LiveCD kita bisa menjalankan sebuah sistem operasi sepenuhnya menggunakan memori komputer tanpa perlu di instal terlebih dahulu di harddisk. Pada waktu itu walaupun sudah make Windows selama sekitar 8 tahun belum sekalipun gw pernah instal sendiri Windows di komputer. Biasanya sudah diinstalkan waktu beli atau minta bantuan teman untuk menginstalkan. Jadi LiveCD benar-benar menarik dicoba karena gw ga perlu takut data atau OS Windows yang terinstal di Harddisk bakalan korup atau hilang gara-gara gw instal OS yang ga pernah gw pake sebelumnya dan skil kompie gw yang pas-pasan.

Selain LiveCD hal yang menarik lainnya adalah OS Linux menjanjikan pengalaman berkomputer tanpa virus, malware, spyware, rootkit, dll. Menarik bukan?! Tawaran yang benar-benar sulit untuk ditolak, karena sepanjang ber-Windows banyak pengalaman pahit dikarena oleh banyaknya virus Windows (saya sebut sebagai virus Windows karena utamanya hanya menyerang Windows) yang bertebaran dimana-mana. Mulai dari gejala komputer melambat, susah booting, malah pernah ga bisa booting sama sekali, file terinfeksi, file hilang, munculnya file-file ga jelas darimana sumbernya, dan lain sebagainya. Terus terang aja gw dah capek ngurusin hal-hal yang ga penting seperti itu. Dan tampaknya Microsoft, sebuah perusahaan multi-national yang sangat sukses dengan pimpinannya yang konon sering masuk daftar orang terkaya sedunia ga mampu bikin OS yang aman. Bandingkan dengan Linux yang hasil karya rembukan orang-orang yang bekerja secara sukarela dan mampu bikin OS yang tahan virus.

Tidak cukup dengan OS yang aman, Linux menjanjikan sebuah OS yang ekonomis. Kita ga perlu keluar duit banyak-banyak untuk beli software yang kita butuhkan. Tapi kalau mau dibandingkan kalo pake Windows juga ekonomis, asalkan pake bajakan . . . hehehehe . . . Seriously . . . 8 tahun dengan Windows ga sekalipun gw beli software yang pakai beli, bajak aja seperti semua orang, gampang kan?! Yup tapi coba bayangkan berapa banyak duit yang harus kita keluarkan kalau kita beli software under Windows yang kita pakai? Ayolah coba mulai berhitung, dari situ kita taw betapa ga ekonomisnya kalo make Windows. Kalau kamu punya duit dan mau beli ya monggo tapi saya koq ogah banget ya . . .

Coba bandingkan, Ketika saya menginstal sebuah distro Linux dan sebagai contoh saya pakai Ubuntu. Apa yang saya dapatkan dari sebuah CD instaler Ubuntu yang didapat secara gratis dari Shipit? Saya bisa langsung melakukan hal-hal yang biasa saya lakukan ketika menggunakan komputer. Ada Openoffice Writer untuk ngetik, ada Firefox buat browsing, Ada GIMP untuk ngedit photo, Pidgin buat chatting multi-protokol, Rhytmbox buat dengerin musik (bahkan juga radio online), ada Totem movie-player, kalau bosen mau main game? Ada banyak lebih 10 game yang bisa dimainkan, ada Add/Remove Programs yang kita tinggal mau cari software apa tinggal search, kita pilih dan kemudian instal dan itu gratis lagi dan masih banyak yang lain. Apa yang Windows tawarkan dengan CD installernya?!

Yang menarik lainya, Linux memberikan kesempatan saya untuk tidak membajak. Sebagai contoh repositori Ubuntu terdiri dari 20.000 paket software yang dapat kita instal dan gunakan dengan biaya hampir nol. Repo Ubuntu tersedia secara online dan offline yang berbentuk DVD yang terdiri dari 5 DVD (sekarang 6 DVD) yang harganya 50-60 ribu.Bukankah bagus kalau saya jadi warga negara yang baik dengan mematuhi hukum yang berlaku dengan tidak membajak? Dan bukankah bagus bagi hati nurani saya yang dilatih oleh prinsip-prinsip Alkitab? Saya lebih senang untuk menyenangkan Allah Yehuwa ketimbang mengikuti orang-orang yang menganggap membajak itu oke-oke saja.Apakah anda termasuk orang yang saya sebut belakangan? Atau anda ingin seperti saya?

Hal berikutnya yang Linux tawarkan 2.5 taun yang lalu adalah bebas dari pengalaman BSOD dan komputer yang hang. Saya make Windows mulai dari Win95, Win98SE cuman sesaat, kemudian skip WinME karena denger-denger jelek banget, kemudian make Windows 2K selama 2 tahun sebelum akhirnya berakhir di Win XP. Dari semuanya selalu saya dapatkan pengalaman BSOD terutama di Win 2K, apa itu BSOD? BSOD itu singkatan dari Blue Screen Of Death. Itu terjadi ketika tiba-tiba saja layar kompie kita berubah jadi biru dengan tulisan yang ga bisa dimengerti walaupun situ jago bahasa Inggris dan tindakan yang kudu kita lakukan ya gada lain selain restart kompie. Jangan lupa hang, wah ini mah cukup sering dan dari versi ke versi berikutnya dari Windows ga kayaknya ga pernah ilang-ilang. Tapi bukan berarti di Linux gada hang . . . sedikit sekali terjadi hang dan itu terjadi ga sampai 10 kali dalam 2.5 tahun ini. Ketika sebuah aplikasi hang . . . OS-nya ga ikut hang dan kita lakukan hanya kill saja aplikasi yang berulah itu. Hanya setidak 2 kali Linux bener-bener hang ga bisa apa-apa jadi harus restart.

Yang saya sebutkan diatas hanyalah sedikit yang saya dengar soal Linux waktu itu. Masih banyak yang lain cuman saya agak males nyebutinnya lebih banyak, capek inget ma ngetiknya, hehehehehehe . . . Anyway sekitar bulan Desember 2006 waktu itu ada sebuah acara pelatihan di PENS-ITS soal Linux, walaupun ga ikutan karena lagi bokek tapi tetep datang untuk sekedar tanya-tanya info soal Linux. Tak disangka mereka juga memajang berbagai macam distro Linux dan dibagikan secara gratis. Saya siy nyarinya Ubuntu, karena waktu itu Ubuntu bener-bener jadi primadona di berbagai berita di internet. Sayang Ubuntu yang ada tinggal satu itu pun asli dapet dari Canonical (covernya terlihat keren sekali) dan bukan dari hasil kopian cd dan tujuannya hanya untuk dipajang. Dengan sedikit memohon-mohon dengan bujuk rayu Mas yang jaga konter akhirnya mau juga ngasih ke gw, agak aneh juga karena gw alesan sebagai orang yang mau belajar Linux dan untuk itu gw pantes dapetin itu CD Ubuntu. Hehehehehehe . . . pokoknya dapet!

Kenapa Ubuntu siy? Well sederhana aja, pertama itu distro paling heboh waktu itu dan juga ampe sekarang publikasi yang paling banyak dialami sebuah distro Linux ya Ubuntu itu. Kedua Ubuntu itu LiveCD jadi saya bisa nyoba tanpa perlu instal dulu, ketiga karena saya dengar user Ubuntu termasuk paling banyak termasuk di Indonesia jadi kalau saya ada masalah atau punya pertanyaan pasti banyak yang bisa bantu.

Segera gw terima itu CD segera aja gw pulang . . . nyalakan kompie, ganti boot-sequence dari harddisk ke cdrom, masukkan CD Ubuntu ke tray CDRW drive dan jalankan Ubuntu. Sangat mudah, anak SD aja pasti bisa. Dengan harap-harap cemas gw liat boot splash Ubuntu dan masuklah ke deskop Ubuntu.

Kesan pertama sangatlah mempesona eh setidaknya buat gw. Nuansa desktop Ubuntu berwarna coklat muda dengan dua panel diatas dan dibawah( Jadi kayak Mac dan itu karena Ubuntu make Gnome sebagai desktop environmet), sangat berbeda dengan Windows yang single panel dan berwarna biru. Mulai nyoba ini dan itu dan sangat impresif, keren banget . . . gw jadi jatuh cinta dengan distro satu ini, anything that wont remind me of Windows, I would love to use it. Semua seperti yang dijanjikan.

But of course walaupun gw jatuh cinta banget ma Ubuntu ibarat cinta pertama ada beberapa hal yang kurang mengenakkan pas pertama-tama make Ubuntu. Pertama karena Ubuntu ngikutin banget prinsip Debian makanya kita ga bisa menjalankan file MP3 atau Video dengan format tertutup seperti mpeg, avi, 3gp, dll. Untuk itu kita perlu menginstal codec yang tidak disertakan dalam CD Instaler Ubuntu dari repo Ubuntu. Masalahnya gw ga punya koneksi internet, masalah kedua gw ga punya DVD-ROM karena repo offline Ubuntu terdiri dari 5 keping DVD. Hah sayang banget . . .tapi ibarat orang pacaran pasti banyak suka tapi juga pasti ada juga dukanya demikian menurut pengamatan saya soal pengibaratan orang berpacaran karena saya belum pernah pacaran (Hidup Jomblo!). Yah gitu deh pertama kalinya gw make Linux ga terlalu heboh tapi kebelakangnya cukup banyak cerita dan sampai 2.5 tahun berlalu saya masih make Ubuntu.

Jumat, 05 Juni 2009

4 Habit Yang Tidak Dilakukan di Ubuntu

Ga kerasa ternyata sudah 2.5 tahun gw make Ubuntu, dan selama itu sudah banyak hal terjadi baik suka dan dukanya. Harus kukatakan migrasi ke Ubuntu bukanlah sesuatu yang dapat berlangsung secara instan apalagi sebelumnya gw dah make Windows selama 10 tahun lebih jadi mindset-nya tentunya harus berbeda. Sebuah proses pastilah membutuhkan waktu yang ga sedikit.

Kebiasaan menggunakan sebuah sistem operasi beserta semua aplikasi yang berjalan diatasnya dari sebuah platform misalnya Windows tentu akan berbeda dengan apa yang terjadi ketika kita menggunakan Linux. Walaupun sama-sama sistem operasi dan berjalan di atas komputer tentu ada perbedaan yang antara lain habit atau kebiasaan.

Setidaknya ada 4 habit yang gw selalu lakukan selama gw make Windows. dan tidak satupun diantaranya di implementasikan (atau kurang) di Ubuntu untuk satu dan lain alasan. Jadi ini adalah 4 diataranya:

Menggunakan Aplikasi Windows-based

Pada awal menggunakan Ubuntu kadang kala gw masih pengen menggunakan aplikasi yang berjalan di Windows untuk dijalankan di Ubuntu salah satu adalah MS Office. Tentu saja ga sukses karena keduanya Linux dan Windows adalah dua sistem operasi yang berbeda jadi aplikasi yang dibuat di salah satu platform tidak adapat dijalankan di platform lainnya. Ini adalah kesalahan persepsi yang sering ditemui pada pemula pengguna OS Linux, mungkin mereka berpikir Linux hanyalah versi lain dari Windows. Tentu saja ada beberapa perkecualian yaitu beberapa aplikasi memang bisa berjalan di Linux sekaligus di Windows seperti Mozilla Firefox, Pidgin, Thunderbird, GIMP, dll. Tapi perlu diingat kebanyakan darinya adalah aplikasi free/open source . . . jarang aplikasi proprietary seperti itu.

Menggunakan Aplikasi Bajakan

Dan siapa yang tidak menggunakan aplikasi bajakan? "Semua" orang menggunakan aplikasi bajakan. Aneh tapi nyata tapi itulah kenyataan yang gw liat, semua orang menggunakan aplikasi bajakan tentunya level satu orang dengan orang lainnya berbeda. Secara untuk mendapatkan aplikasi legal kita gatau dimana dan kemana kita harus mencari sementara dengan mudahnya kita mendapatkan versi bajakan.

Secara ekonomi jujur saja gw dan seperti kebanyakan orang ga mampu beli lisensi aplikasi proprietary. Lah wong beli komputer saja kita dah sulit apalagi beli lisensi aplikasi yang berjalan diatasnya.

Defrag, Defrag, Defrag . . .


Ini sudah seperti nasehat bijak ketika seseorang mulai merasakan komputer Windows mereka melambat setelah beberapa waktu pemakaian. Ketika seseorang mengeluh soal kompie melambat maka hal pertama yang ditanyakan adalah apakah sering defrag? Kalau engga maka direkomendasikan untuk melakuan defrag harddisk.

Setelah jangka waktu tertentu isi harddisk pada sistem Windows akan semakin terfragmentasi dan itu membuat kompie kita butuh lebih banyak waktu untuk mengakses sebuah file yang tercecer di seantero Harddisk.

Untuk dapat mengerti masalahnya coba bayangkan anda sebagai anggota perpus dan pustakawannya adalah Windows dan rak-rak perpus adalah harddisk sementara buku-buku adalah file-file didalamnya. Windows menanggapi setiap permintaan anda untuk buku tertentu yang anda minta dan setelah selesai Windows akan menaruhnya kembali pada rak di setiap tempat kosong yang dapat dia temukan. Setelah beberapa waktu rak yang teroganisir penempatan buku akan terlihat kacau, buku dengan tema yang sama tidak berada di tempat yang sama sehingga ketika anda butuh sekian buku dengan tema misalnya sejarah maka Windows membutuhkan waktu lebih lama karena buku-buku tersebar diberbagai bagian rak.

Itulah sebabnya kita butuh ngedefrag harddisk kita di sistem Windows. Biasanya seperti halnya sebuah laci, sebuah aplikasi defrag akan menempatkan file-file yang paling sering akses ditempat paling depan. Diikuti file-file yang ga terlalu sering dipakai dan terakhir file-file yang jarang diakses.

Antivirus or Die

Antivirus dan Windows adalah dua hal yang tak terpisahkan tak perduli seberapa Microsoft berusaha menyakinkan anda bahwa sistem opersi mereka, Windows semakin aman setiap rilis baru. Boleh dikatakan 99,9% virus komputer di dunia ini adalah virus Windows. Ga percaya? Lihat saja berita di majalah komputer yang anda baca atau anda baca media online, blog, website hampir semuanya berbicara tentang virus Windows. Aneh buat gw karena Microsoft sebagai salah satu perusahaan multi-nasional dunia paling sukses dan pendirinya termasuk orang paling kaya sedunia dengan jumlah programmer lebih dari 20.000 orang ternyata ga mampu bikin sistem operasi mereka aman.

Antivirus menurut gw adalah program yang useless banget, kenapa? Karena antivirus ga pernah bisa memberikan proteksi pada komputer anda. Virus dan antivirus layaknya Cat and Mouse, Tom & Jerry, Maling Vs Polisi dan yang paling keras Lingkaran Setan yang tiada habisnya.

Tidak dan tidak apa yang saya sebutkan diatasnya terjadi pada pengalamanku bersama Ubuntu. Terutama mulai nomer dua soal aplikasi bajakan sampai dengan antivirus. Menurut gw ketidak harusan melakukan hal-hal diatas pada sistem Ubuntu Linux merupakan suatu kelegaan, pencerahan, pembebasan dari perbudakan . . . kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting daripada disibukkan hal-hal yang bisa kita hindari atau tak perlu lakukan.