Hal ini baru saja terjadi siang tadi, mamaku menerima telpon dari seseorang yang mengaku dari Telkom, karena sejak pake Speedy aku sering telpon ke 147 Telkom maka mamaku passing tuh telpon ke aku. Diseberang sana seorang pria yang mengaku dari Telkom dengan nama yang ga bisa aku ingat karena gaya bicaranya yang aneh bin sering ga jelas gitu menanyakan papaku tapi aku bilang saya anaknya. Lalu si pria ini menjelaskan kalau papa saya dengan nomer telpon kami disebutkan baru saja memenangkan sebuah atau semacam undian atau sayembara yang diadakan oleh Telkom yang acaranya disiarkan tadi malam.
Detailnya pria mengatakan papaku menang sebuah sepeda motor Yamaha Mio dan katanya bebas pajak dan untuk mendapatkan hadiahnya papaku harus menghubungi kepala Telkom Surabaya Barat Ir Iman/Imam Utomo (aku kurang bisa jelas dengernya apakah Iman/Imam, tapi whateverlah) di nomer 08884225747 dan harus segera dihubungi. Segera setelah telponnya aku tutup aku jadi berpikir apakah ini bener papaku menang atau ini sebuah usaha penipuan?
Ada beberapa hal yang aku curiga, pertama aku ga ingat kalau papaku pernah ikut sebuah undian/sayembara dari Telkom akhir-akhir ini dan kayaknya ga akan pernah papaku bakal ikut hal-hal ga penting kayak gitu. Kedua kenapa kami harus menghubungi seorang kepala Telkom Surabaya Barat? Bukankah ada anak buahnya yang akan mengurus hal-hal tersebut dan kenapa kami harus segera menghubungi Bpk Utomo itu? Bukankah biasanya ada masa tenggang antar waktu undian diumumkan sampai batas akhir pengambilan hadiah? Dan mengapa seorang kepala Telkom Surabaya Barat dihubungi lewat sebuah nomer handphone dari provider Friends?! Kenapa ga nomer kantor atau nomer Flexy, kalau itu aku masih percaya, tapi Friends?! Ya bener aja!
Untuk lebih menyakinkan kuputuskan untuk menelpon 147 Telkom. Segera saja aku menyampaikan informasi soal telpon yang baru saja kami terima kepada operator 147. Setelah di check sebentar Mbak operatornya dengan matab mengatakan kalau telpon yang kami terima itu adalah penipuan dan tidak ada Undian/Sayembara yang dilakukan Telkom. Kami dianjurkan untuk tidak menghiraukan telpon tersebut. Yah kalau Telkom bilang itu penipuan berarti ya penipuan tapi sayang usahanya ga berhasil terhadap kami. Lewat operator itu saya minta agar laporan saya ditindak lanjuti dengan harapan si pelaku bisa dilacak dan kalau bisa ditangkap karena ini bisa memakan korban orang yang kurang waspada. Ini kayaknya kudu jadi warning buat semua orang karena modus kayak ginih marak terjadi dan kami pun ga aman dari upaya penipuan karena baru saja terjadi upaya percobaan penipuan terhadap kami dan sayang bengat deh loe penipu, we are smarter than you think.
Beberapa jam kemudian, pria tadi menelpon kami yang menerima mamaku. Dia bilang bahwa kami harus segera menelpon Bpk Iman/Imam yang nomer telpon Frends yang dia kasih tadi. Karena males meladeni, mamaku memanggil aku. Aku datang trus telponnya aku tutup. Hanya semenit kemudian ada telpon yang masuk lagi tapi kali ini baik mamaku dan aku gamau angkat itu telpon dan setelah itu kayaknya orang itu ga pernah telpon lagi.
Jadi sebelum terima sebuah kabar yang bombastik dimakan mentah-mentah, pastikan cek dan ricek. Semakin anda diburu-buru, semakin wah apa yang akan anda terima selalulah bersikap curiga, curiga itu baik dan jangan cepat-cepat percaya. Kami pernah terima upaya yang lebih parah lagi, saya pernah terima telpon kalau papa kecelakaan dan karena kaki papaku terluka parah dan untuk menyelamatkan kaki dan nyawa papaku kudu dapet alat yang hanya ada di Jakarta . . . kami kudu transfer duit ke dokter anu di RSU Dr Soetomo. Terus terang kami nyaris termakan gombalan orang itu. Setelah telpon aku tutup, iseng-iseng aku telpon papaku dan ada yang terima. Yang menerima telponku adalah papaku. Bangsat!!! (maap bahasaku ini) . . . gw dah panik dan sport jantung, mamaku dah pontang-panting dan juga panik ternyata papa dalam keadaan selamat. Keterlaluan!!! (Rhoma Irama style . . . .)
Detailnya pria mengatakan papaku menang sebuah sepeda motor Yamaha Mio dan katanya bebas pajak dan untuk mendapatkan hadiahnya papaku harus menghubungi kepala Telkom Surabaya Barat Ir Iman/Imam Utomo (aku kurang bisa jelas dengernya apakah Iman/Imam, tapi whateverlah) di nomer 08884225747 dan harus segera dihubungi. Segera setelah telponnya aku tutup aku jadi berpikir apakah ini bener papaku menang atau ini sebuah usaha penipuan?
Ada beberapa hal yang aku curiga, pertama aku ga ingat kalau papaku pernah ikut sebuah undian/sayembara dari Telkom akhir-akhir ini dan kayaknya ga akan pernah papaku bakal ikut hal-hal ga penting kayak gitu. Kedua kenapa kami harus menghubungi seorang kepala Telkom Surabaya Barat? Bukankah ada anak buahnya yang akan mengurus hal-hal tersebut dan kenapa kami harus segera menghubungi Bpk Utomo itu? Bukankah biasanya ada masa tenggang antar waktu undian diumumkan sampai batas akhir pengambilan hadiah? Dan mengapa seorang kepala Telkom Surabaya Barat dihubungi lewat sebuah nomer handphone dari provider Friends?! Kenapa ga nomer kantor atau nomer Flexy, kalau itu aku masih percaya, tapi Friends?! Ya bener aja!
Untuk lebih menyakinkan kuputuskan untuk menelpon 147 Telkom. Segera saja aku menyampaikan informasi soal telpon yang baru saja kami terima kepada operator 147. Setelah di check sebentar Mbak operatornya dengan matab mengatakan kalau telpon yang kami terima itu adalah penipuan dan tidak ada Undian/Sayembara yang dilakukan Telkom. Kami dianjurkan untuk tidak menghiraukan telpon tersebut. Yah kalau Telkom bilang itu penipuan berarti ya penipuan tapi sayang usahanya ga berhasil terhadap kami. Lewat operator itu saya minta agar laporan saya ditindak lanjuti dengan harapan si pelaku bisa dilacak dan kalau bisa ditangkap karena ini bisa memakan korban orang yang kurang waspada. Ini kayaknya kudu jadi warning buat semua orang karena modus kayak ginih marak terjadi dan kami pun ga aman dari upaya penipuan karena baru saja terjadi upaya percobaan penipuan terhadap kami dan sayang bengat deh loe penipu, we are smarter than you think.
Beberapa jam kemudian, pria tadi menelpon kami yang menerima mamaku. Dia bilang bahwa kami harus segera menelpon Bpk Iman/Imam yang nomer telpon Frends yang dia kasih tadi. Karena males meladeni, mamaku memanggil aku. Aku datang trus telponnya aku tutup. Hanya semenit kemudian ada telpon yang masuk lagi tapi kali ini baik mamaku dan aku gamau angkat itu telpon dan setelah itu kayaknya orang itu ga pernah telpon lagi.
Jadi sebelum terima sebuah kabar yang bombastik dimakan mentah-mentah, pastikan cek dan ricek. Semakin anda diburu-buru, semakin wah apa yang akan anda terima selalulah bersikap curiga, curiga itu baik dan jangan cepat-cepat percaya. Kami pernah terima upaya yang lebih parah lagi, saya pernah terima telpon kalau papa kecelakaan dan karena kaki papaku terluka parah dan untuk menyelamatkan kaki dan nyawa papaku kudu dapet alat yang hanya ada di Jakarta . . . kami kudu transfer duit ke dokter anu di RSU Dr Soetomo. Terus terang kami nyaris termakan gombalan orang itu. Setelah telpon aku tutup, iseng-iseng aku telpon papaku dan ada yang terima. Yang menerima telponku adalah papaku. Bangsat!!! (maap bahasaku ini) . . . gw dah panik dan sport jantung, mamaku dah pontang-panting dan juga panik ternyata papa dalam keadaan selamat. Keterlaluan!!! (Rhoma Irama style . . . .)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar