Tepatnya sudah 2.5 tahun yang lalu ketika pertama kalinya gw make sistem operasi Linux dengan distro pertamaku Ubuntu. Banyak hal terjadi setelah baik suka maupun dukanya tapi ada bertanya kenapa gw make Linux da kenapa ga stick aja dengan Windows? Dan ga sekali pertanyaan itu muncul bahkan dari keluarga gw sendiri dan juga kadang kali gw bertanya pada diri sendiri kenapa gw memilih menggunakan Linux. Jadi itu sebabnya gw mulai mencoba mengingat kembali 2.5 tahun lalu alasan dan sebab kenapa gw mutusin memulai migrasi dari Windows ke Linux.
Sebenarnya 2.5 tahun lalu gada bayangan gw bakalan make Linux. Jauh sebelumnya ketika keluarga kami punya komputer pertama kalinya tahun 97/98 hanya sekali atau dua kali gw denger soal Linux, Pada waktu itu pernah gw baca di Majalah InfoKomputer tentang artikel soal Windows Vs Mac dan Linux disinggung di dalamnya. Tetapi kesan gw soal Linux jauh banget, Linux digambarkan sebagai OS para geek kompie, ala DOS dengan penggunaan terminal dan keliatan jadul banget tapi disitu juga disebut kalau ga salah Linux sebagai OS yang stabil dan tahan dibandingkan Windows dan Mac (CMIIW).
Kembali ke tahun 2006, lebih tepatnya akhir 2006. Aku mulai sering baca berita tentang Linux di internet dengan kata-kata seperti Linux sudah siap untuk desktop, semakin mudah digunakan, Linux dengan GUI yang tak kalah cantik dengan produk proprietari, termasuk juga stabil, tahan virus, ekonomis, dan yang membuat gw tertarik adalah konsep LiveCD dari distro Ubuntu yang sedang naik daun pada saat itu (walaupun distro Linux yang lain juga ada versi LiveCD dan kalau ga salah KNOPPIX-lah yang pertama kali menggunakan LiveCD).
Jadi apa itu LiveCD? Ini benar-benar menarik perhatian gw karena dengan LiveCD kita bisa menjalankan sebuah sistem operasi sepenuhnya menggunakan memori komputer tanpa perlu di instal terlebih dahulu di harddisk. Pada waktu itu walaupun sudah make Windows selama sekitar 8 tahun belum sekalipun gw pernah instal sendiri Windows di komputer. Biasanya sudah diinstalkan waktu beli atau minta bantuan teman untuk menginstalkan. Jadi LiveCD benar-benar menarik dicoba karena gw ga perlu takut data atau OS Windows yang terinstal di Harddisk bakalan korup atau hilang gara-gara gw instal OS yang ga pernah gw pake sebelumnya dan skil kompie gw yang pas-pasan.
Selain LiveCD hal yang menarik lainnya adalah OS Linux menjanjikan pengalaman berkomputer tanpa virus, malware, spyware, rootkit, dll. Menarik bukan?! Tawaran yang benar-benar sulit untuk ditolak, karena sepanjang ber-Windows banyak pengalaman pahit dikarena oleh banyaknya virus Windows (saya sebut sebagai virus Windows karena utamanya hanya menyerang Windows) yang bertebaran dimana-mana. Mulai dari gejala komputer melambat, susah booting, malah pernah ga bisa booting sama sekali, file terinfeksi, file hilang, munculnya file-file ga jelas darimana sumbernya, dan lain sebagainya. Terus terang aja gw dah capek ngurusin hal-hal yang ga penting seperti itu. Dan tampaknya Microsoft, sebuah perusahaan multi-national yang sangat sukses dengan pimpinannya yang konon sering masuk daftar orang terkaya sedunia ga mampu bikin OS yang aman. Bandingkan dengan Linux yang hasil karya rembukan orang-orang yang bekerja secara sukarela dan mampu bikin OS yang tahan virus.
Tidak cukup dengan OS yang aman, Linux menjanjikan sebuah OS yang ekonomis. Kita ga perlu keluar duit banyak-banyak untuk beli software yang kita butuhkan. Tapi kalau mau dibandingkan kalo pake Windows juga ekonomis, asalkan pake bajakan . . . hehehehe . . . Seriously . . . 8 tahun dengan Windows ga sekalipun gw beli software yang pakai beli, bajak aja seperti semua orang, gampang kan?! Yup tapi coba bayangkan berapa banyak duit yang harus kita keluarkan kalau kita beli software under Windows yang kita pakai? Ayolah coba mulai berhitung, dari situ kita taw betapa ga ekonomisnya kalo make Windows. Kalau kamu punya duit dan mau beli ya monggo tapi saya koq ogah banget ya . . .
Coba bandingkan, Ketika saya menginstal sebuah distro Linux dan sebagai contoh saya pakai Ubuntu. Apa yang saya dapatkan dari sebuah CD instaler Ubuntu yang didapat secara gratis dari Shipit? Saya bisa langsung melakukan hal-hal yang biasa saya lakukan ketika menggunakan komputer. Ada Openoffice Writer untuk ngetik, ada Firefox buat browsing, Ada GIMP untuk ngedit photo, Pidgin buat chatting multi-protokol, Rhytmbox buat dengerin musik (bahkan juga radio online), ada Totem movie-player, kalau bosen mau main game? Ada banyak lebih 10 game yang bisa dimainkan, ada Add/Remove Programs yang kita tinggal mau cari software apa tinggal search, kita pilih dan kemudian instal dan itu gratis lagi dan masih banyak yang lain. Apa yang Windows tawarkan dengan CD installernya?!
Yang menarik lainya, Linux memberikan kesempatan saya untuk tidak membajak. Sebagai contoh repositori Ubuntu terdiri dari 20.000 paket software yang dapat kita instal dan gunakan dengan biaya hampir nol. Repo Ubuntu tersedia secara online dan offline yang berbentuk DVD yang terdiri dari 5 DVD (sekarang 6 DVD) yang harganya 50-60 ribu.Bukankah bagus kalau saya jadi warga negara yang baik dengan mematuhi hukum yang berlaku dengan tidak membajak? Dan bukankah bagus bagi hati nurani saya yang dilatih oleh prinsip-prinsip Alkitab? Saya lebih senang untuk menyenangkan Allah Yehuwa ketimbang mengikuti orang-orang yang menganggap membajak itu oke-oke saja.Apakah anda termasuk orang yang saya sebut belakangan? Atau anda ingin seperti saya?
Hal berikutnya yang Linux tawarkan 2.5 taun yang lalu adalah bebas dari pengalaman BSOD dan komputer yang hang. Saya make Windows mulai dari Win95, Win98SE cuman sesaat, kemudian skip WinME karena denger-denger jelek banget, kemudian make Windows 2K selama 2 tahun sebelum akhirnya berakhir di Win XP. Dari semuanya selalu saya dapatkan pengalaman BSOD terutama di Win 2K, apa itu BSOD? BSOD itu singkatan dari Blue Screen Of Death. Itu terjadi ketika tiba-tiba saja layar kompie kita berubah jadi biru dengan tulisan yang ga bisa dimengerti walaupun situ jago bahasa Inggris dan tindakan yang kudu kita lakukan ya gada lain selain restart kompie. Jangan lupa hang, wah ini mah cukup sering dan dari versi ke versi berikutnya dari Windows ga kayaknya ga pernah ilang-ilang. Tapi bukan berarti di Linux gada hang . . . sedikit sekali terjadi hang dan itu terjadi ga sampai 10 kali dalam 2.5 tahun ini. Ketika sebuah aplikasi hang . . . OS-nya ga ikut hang dan kita lakukan hanya kill saja aplikasi yang berulah itu. Hanya setidak 2 kali Linux bener-bener hang ga bisa apa-apa jadi harus restart.
Yang saya sebutkan diatas hanyalah sedikit yang saya dengar soal Linux waktu itu. Masih banyak yang lain cuman saya agak males nyebutinnya lebih banyak, capek inget ma ngetiknya, hehehehehehe . . . Anyway sekitar bulan Desember 2006 waktu itu ada sebuah acara pelatihan di PENS-ITS soal Linux, walaupun ga ikutan karena lagi bokek tapi tetep datang untuk sekedar tanya-tanya info soal Linux. Tak disangka mereka juga memajang berbagai macam distro Linux dan dibagikan secara gratis. Saya siy nyarinya Ubuntu, karena waktu itu Ubuntu bener-bener jadi primadona di berbagai berita di internet. Sayang Ubuntu yang ada tinggal satu itu pun asli dapet dari Canonical (covernya terlihat keren sekali) dan bukan dari hasil kopian cd dan tujuannya hanya untuk dipajang. Dengan sedikit memohon-mohon dengan bujuk rayu Mas yang jaga konter akhirnya mau juga ngasih ke gw, agak aneh juga karena gw alesan sebagai orang yang mau belajar Linux dan untuk itu gw pantes dapetin itu CD Ubuntu. Hehehehehehe . . . pokoknya dapet!
Kenapa Ubuntu siy? Well sederhana aja, pertama itu distro paling heboh waktu itu dan juga ampe sekarang publikasi yang paling banyak dialami sebuah distro Linux ya Ubuntu itu. Kedua Ubuntu itu LiveCD jadi saya bisa nyoba tanpa perlu instal dulu, ketiga karena saya dengar user Ubuntu termasuk paling banyak termasuk di Indonesia jadi kalau saya ada masalah atau punya pertanyaan pasti banyak yang bisa bantu.
Segera gw terima itu CD segera aja gw pulang . . . nyalakan kompie, ganti boot-sequence dari harddisk ke cdrom, masukkan CD Ubuntu ke tray CDRW drive dan jalankan Ubuntu. Sangat mudah, anak SD aja pasti bisa. Dengan harap-harap cemas gw liat boot splash Ubuntu dan masuklah ke deskop Ubuntu.
Kesan pertama sangatlah mempesona eh setidaknya buat gw. Nuansa desktop Ubuntu berwarna coklat muda dengan dua panel diatas dan dibawah( Jadi kayak Mac dan itu karena Ubuntu make Gnome sebagai desktop environmet), sangat berbeda dengan Windows yang single panel dan berwarna biru. Mulai nyoba ini dan itu dan sangat impresif, keren banget . . . gw jadi jatuh cinta dengan distro satu ini, anything that wont remind me of Windows, I would love to use it. Semua seperti yang dijanjikan.
But of course walaupun gw jatuh cinta banget ma Ubuntu ibarat cinta pertama ada beberapa hal yang kurang mengenakkan pas pertama-tama make Ubuntu. Pertama karena Ubuntu ngikutin banget prinsip Debian makanya kita ga bisa menjalankan file MP3 atau Video dengan format tertutup seperti mpeg, avi, 3gp, dll. Untuk itu kita perlu menginstal codec yang tidak disertakan dalam CD Instaler Ubuntu dari repo Ubuntu. Masalahnya gw ga punya koneksi internet, masalah kedua gw ga punya DVD-ROM karena repo offline Ubuntu terdiri dari 5 keping DVD. Hah sayang banget . . .tapi ibarat orang pacaran pasti banyak suka tapi juga pasti ada juga dukanya demikian menurut pengamatan saya soal pengibaratan orang berpacaran karena saya belum pernah pacaran (Hidup Jomblo!). Yah gitu deh pertama kalinya gw make Linux ga terlalu heboh tapi kebelakangnya cukup banyak cerita dan sampai 2.5 tahun berlalu saya masih make Ubuntu.
Sebenarnya 2.5 tahun lalu gada bayangan gw bakalan make Linux. Jauh sebelumnya ketika keluarga kami punya komputer pertama kalinya tahun 97/98 hanya sekali atau dua kali gw denger soal Linux, Pada waktu itu pernah gw baca di Majalah InfoKomputer tentang artikel soal Windows Vs Mac dan Linux disinggung di dalamnya. Tetapi kesan gw soal Linux jauh banget, Linux digambarkan sebagai OS para geek kompie, ala DOS dengan penggunaan terminal dan keliatan jadul banget tapi disitu juga disebut kalau ga salah Linux sebagai OS yang stabil dan tahan dibandingkan Windows dan Mac (CMIIW).
Kembali ke tahun 2006, lebih tepatnya akhir 2006. Aku mulai sering baca berita tentang Linux di internet dengan kata-kata seperti Linux sudah siap untuk desktop, semakin mudah digunakan, Linux dengan GUI yang tak kalah cantik dengan produk proprietari, termasuk juga stabil, tahan virus, ekonomis, dan yang membuat gw tertarik adalah konsep LiveCD dari distro Ubuntu yang sedang naik daun pada saat itu (walaupun distro Linux yang lain juga ada versi LiveCD dan kalau ga salah KNOPPIX-lah yang pertama kali menggunakan LiveCD).
Jadi apa itu LiveCD? Ini benar-benar menarik perhatian gw karena dengan LiveCD kita bisa menjalankan sebuah sistem operasi sepenuhnya menggunakan memori komputer tanpa perlu di instal terlebih dahulu di harddisk. Pada waktu itu walaupun sudah make Windows selama sekitar 8 tahun belum sekalipun gw pernah instal sendiri Windows di komputer. Biasanya sudah diinstalkan waktu beli atau minta bantuan teman untuk menginstalkan. Jadi LiveCD benar-benar menarik dicoba karena gw ga perlu takut data atau OS Windows yang terinstal di Harddisk bakalan korup atau hilang gara-gara gw instal OS yang ga pernah gw pake sebelumnya dan skil kompie gw yang pas-pasan.
Selain LiveCD hal yang menarik lainnya adalah OS Linux menjanjikan pengalaman berkomputer tanpa virus, malware, spyware, rootkit, dll. Menarik bukan?! Tawaran yang benar-benar sulit untuk ditolak, karena sepanjang ber-Windows banyak pengalaman pahit dikarena oleh banyaknya virus Windows (saya sebut sebagai virus Windows karena utamanya hanya menyerang Windows) yang bertebaran dimana-mana. Mulai dari gejala komputer melambat, susah booting, malah pernah ga bisa booting sama sekali, file terinfeksi, file hilang, munculnya file-file ga jelas darimana sumbernya, dan lain sebagainya. Terus terang aja gw dah capek ngurusin hal-hal yang ga penting seperti itu. Dan tampaknya Microsoft, sebuah perusahaan multi-national yang sangat sukses dengan pimpinannya yang konon sering masuk daftar orang terkaya sedunia ga mampu bikin OS yang aman. Bandingkan dengan Linux yang hasil karya rembukan orang-orang yang bekerja secara sukarela dan mampu bikin OS yang tahan virus.
Tidak cukup dengan OS yang aman, Linux menjanjikan sebuah OS yang ekonomis. Kita ga perlu keluar duit banyak-banyak untuk beli software yang kita butuhkan. Tapi kalau mau dibandingkan kalo pake Windows juga ekonomis, asalkan pake bajakan . . . hehehehe . . . Seriously . . . 8 tahun dengan Windows ga sekalipun gw beli software yang pakai beli, bajak aja seperti semua orang, gampang kan?! Yup tapi coba bayangkan berapa banyak duit yang harus kita keluarkan kalau kita beli software under Windows yang kita pakai? Ayolah coba mulai berhitung, dari situ kita taw betapa ga ekonomisnya kalo make Windows. Kalau kamu punya duit dan mau beli ya monggo tapi saya koq ogah banget ya . . .
Coba bandingkan, Ketika saya menginstal sebuah distro Linux dan sebagai contoh saya pakai Ubuntu. Apa yang saya dapatkan dari sebuah CD instaler Ubuntu yang didapat secara gratis dari Shipit? Saya bisa langsung melakukan hal-hal yang biasa saya lakukan ketika menggunakan komputer. Ada Openoffice Writer untuk ngetik, ada Firefox buat browsing, Ada GIMP untuk ngedit photo, Pidgin buat chatting multi-protokol, Rhytmbox buat dengerin musik (bahkan juga radio online), ada Totem movie-player, kalau bosen mau main game? Ada banyak lebih 10 game yang bisa dimainkan, ada Add/Remove Programs yang kita tinggal mau cari software apa tinggal search, kita pilih dan kemudian instal dan itu gratis lagi dan masih banyak yang lain. Apa yang Windows tawarkan dengan CD installernya?!
Yang menarik lainya, Linux memberikan kesempatan saya untuk tidak membajak. Sebagai contoh repositori Ubuntu terdiri dari 20.000 paket software yang dapat kita instal dan gunakan dengan biaya hampir nol. Repo Ubuntu tersedia secara online dan offline yang berbentuk DVD yang terdiri dari 5 DVD (sekarang 6 DVD) yang harganya 50-60 ribu.Bukankah bagus kalau saya jadi warga negara yang baik dengan mematuhi hukum yang berlaku dengan tidak membajak? Dan bukankah bagus bagi hati nurani saya yang dilatih oleh prinsip-prinsip Alkitab? Saya lebih senang untuk menyenangkan Allah Yehuwa ketimbang mengikuti orang-orang yang menganggap membajak itu oke-oke saja.Apakah anda termasuk orang yang saya sebut belakangan? Atau anda ingin seperti saya?
Hal berikutnya yang Linux tawarkan 2.5 taun yang lalu adalah bebas dari pengalaman BSOD dan komputer yang hang. Saya make Windows mulai dari Win95, Win98SE cuman sesaat, kemudian skip WinME karena denger-denger jelek banget, kemudian make Windows 2K selama 2 tahun sebelum akhirnya berakhir di Win XP. Dari semuanya selalu saya dapatkan pengalaman BSOD terutama di Win 2K, apa itu BSOD? BSOD itu singkatan dari Blue Screen Of Death. Itu terjadi ketika tiba-tiba saja layar kompie kita berubah jadi biru dengan tulisan yang ga bisa dimengerti walaupun situ jago bahasa Inggris dan tindakan yang kudu kita lakukan ya gada lain selain restart kompie. Jangan lupa hang, wah ini mah cukup sering dan dari versi ke versi berikutnya dari Windows ga kayaknya ga pernah ilang-ilang. Tapi bukan berarti di Linux gada hang . . . sedikit sekali terjadi hang dan itu terjadi ga sampai 10 kali dalam 2.5 tahun ini. Ketika sebuah aplikasi hang . . . OS-nya ga ikut hang dan kita lakukan hanya kill saja aplikasi yang berulah itu. Hanya setidak 2 kali Linux bener-bener hang ga bisa apa-apa jadi harus restart.
Yang saya sebutkan diatas hanyalah sedikit yang saya dengar soal Linux waktu itu. Masih banyak yang lain cuman saya agak males nyebutinnya lebih banyak, capek inget ma ngetiknya, hehehehehehe . . . Anyway sekitar bulan Desember 2006 waktu itu ada sebuah acara pelatihan di PENS-ITS soal Linux, walaupun ga ikutan karena lagi bokek tapi tetep datang untuk sekedar tanya-tanya info soal Linux. Tak disangka mereka juga memajang berbagai macam distro Linux dan dibagikan secara gratis. Saya siy nyarinya Ubuntu, karena waktu itu Ubuntu bener-bener jadi primadona di berbagai berita di internet. Sayang Ubuntu yang ada tinggal satu itu pun asli dapet dari Canonical (covernya terlihat keren sekali) dan bukan dari hasil kopian cd dan tujuannya hanya untuk dipajang. Dengan sedikit memohon-mohon dengan bujuk rayu Mas yang jaga konter akhirnya mau juga ngasih ke gw, agak aneh juga karena gw alesan sebagai orang yang mau belajar Linux dan untuk itu gw pantes dapetin itu CD Ubuntu. Hehehehehehe . . . pokoknya dapet!
Kenapa Ubuntu siy? Well sederhana aja, pertama itu distro paling heboh waktu itu dan juga ampe sekarang publikasi yang paling banyak dialami sebuah distro Linux ya Ubuntu itu. Kedua Ubuntu itu LiveCD jadi saya bisa nyoba tanpa perlu instal dulu, ketiga karena saya dengar user Ubuntu termasuk paling banyak termasuk di Indonesia jadi kalau saya ada masalah atau punya pertanyaan pasti banyak yang bisa bantu.
Segera gw terima itu CD segera aja gw pulang . . . nyalakan kompie, ganti boot-sequence dari harddisk ke cdrom, masukkan CD Ubuntu ke tray CDRW drive dan jalankan Ubuntu. Sangat mudah, anak SD aja pasti bisa. Dengan harap-harap cemas gw liat boot splash Ubuntu dan masuklah ke deskop Ubuntu.
Kesan pertama sangatlah mempesona eh setidaknya buat gw. Nuansa desktop Ubuntu berwarna coklat muda dengan dua panel diatas dan dibawah( Jadi kayak Mac dan itu karena Ubuntu make Gnome sebagai desktop environmet), sangat berbeda dengan Windows yang single panel dan berwarna biru. Mulai nyoba ini dan itu dan sangat impresif, keren banget . . . gw jadi jatuh cinta dengan distro satu ini, anything that wont remind me of Windows, I would love to use it. Semua seperti yang dijanjikan.
But of course walaupun gw jatuh cinta banget ma Ubuntu ibarat cinta pertama ada beberapa hal yang kurang mengenakkan pas pertama-tama make Ubuntu. Pertama karena Ubuntu ngikutin banget prinsip Debian makanya kita ga bisa menjalankan file MP3 atau Video dengan format tertutup seperti mpeg, avi, 3gp, dll. Untuk itu kita perlu menginstal codec yang tidak disertakan dalam CD Instaler Ubuntu dari repo Ubuntu. Masalahnya gw ga punya koneksi internet, masalah kedua gw ga punya DVD-ROM karena repo offline Ubuntu terdiri dari 5 keping DVD. Hah sayang banget . . .tapi ibarat orang pacaran pasti banyak suka tapi juga pasti ada juga dukanya demikian menurut pengamatan saya soal pengibaratan orang berpacaran karena saya belum pernah pacaran (Hidup Jomblo!). Yah gitu deh pertama kalinya gw make Linux ga terlalu heboh tapi kebelakangnya cukup banyak cerita dan sampai 2.5 tahun berlalu saya masih make Ubuntu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar