Ga kerasa ternyata sudah 2.5 tahun gw make Ubuntu, dan selama itu sudah banyak hal terjadi baik suka dan dukanya. Harus kukatakan migrasi ke Ubuntu bukanlah sesuatu yang dapat berlangsung secara instan apalagi sebelumnya gw dah make Windows selama 10 tahun lebih jadi mindset-nya tentunya harus berbeda. Sebuah proses pastilah membutuhkan waktu yang ga sedikit.
Kebiasaan menggunakan sebuah sistem operasi beserta semua aplikasi yang berjalan diatasnya dari sebuah platform misalnya Windows tentu akan berbeda dengan apa yang terjadi ketika kita menggunakan Linux. Walaupun sama-sama sistem operasi dan berjalan di atas komputer tentu ada perbedaan yang antara lain habit atau kebiasaan.
Setidaknya ada 4 habit yang gw selalu lakukan selama gw make Windows. dan tidak satupun diantaranya di implementasikan (atau kurang) di Ubuntu untuk satu dan lain alasan. Jadi ini adalah 4 diataranya:
Menggunakan Aplikasi Windows-based
Pada awal menggunakan Ubuntu kadang kala gw masih pengen menggunakan aplikasi yang berjalan di Windows untuk dijalankan di Ubuntu salah satu adalah MS Office. Tentu saja ga sukses karena keduanya Linux dan Windows adalah dua sistem operasi yang berbeda jadi aplikasi yang dibuat di salah satu platform tidak adapat dijalankan di platform lainnya. Ini adalah kesalahan persepsi yang sering ditemui pada pemula pengguna OS Linux, mungkin mereka berpikir Linux hanyalah versi lain dari Windows. Tentu saja ada beberapa perkecualian yaitu beberapa aplikasi memang bisa berjalan di Linux sekaligus di Windows seperti Mozilla Firefox, Pidgin, Thunderbird, GIMP, dll. Tapi perlu diingat kebanyakan darinya adalah aplikasi free/open source . . . jarang aplikasi proprietary seperti itu.
Menggunakan Aplikasi Bajakan
Dan siapa yang tidak menggunakan aplikasi bajakan? "Semua" orang menggunakan aplikasi bajakan. Aneh tapi nyata tapi itulah kenyataan yang gw liat, semua orang menggunakan aplikasi bajakan tentunya level satu orang dengan orang lainnya berbeda. Secara untuk mendapatkan aplikasi legal kita gatau dimana dan kemana kita harus mencari sementara dengan mudahnya kita mendapatkan versi bajakan.
Secara ekonomi jujur saja gw dan seperti kebanyakan orang ga mampu beli lisensi aplikasi proprietary. Lah wong beli komputer saja kita dah sulit apalagi beli lisensi aplikasi yang berjalan diatasnya.
Defrag, Defrag, Defrag . . .
Ini sudah seperti nasehat bijak ketika seseorang mulai merasakan komputer Windows mereka melambat setelah beberapa waktu pemakaian. Ketika seseorang mengeluh soal kompie melambat maka hal pertama yang ditanyakan adalah apakah sering defrag? Kalau engga maka direkomendasikan untuk melakuan defrag harddisk.
Setelah jangka waktu tertentu isi harddisk pada sistem Windows akan semakin terfragmentasi dan itu membuat kompie kita butuh lebih banyak waktu untuk mengakses sebuah file yang tercecer di seantero Harddisk.
Untuk dapat mengerti masalahnya coba bayangkan anda sebagai anggota perpus dan pustakawannya adalah Windows dan rak-rak perpus adalah harddisk sementara buku-buku adalah file-file didalamnya. Windows menanggapi setiap permintaan anda untuk buku tertentu yang anda minta dan setelah selesai Windows akan menaruhnya kembali pada rak di setiap tempat kosong yang dapat dia temukan. Setelah beberapa waktu rak yang teroganisir penempatan buku akan terlihat kacau, buku dengan tema yang sama tidak berada di tempat yang sama sehingga ketika anda butuh sekian buku dengan tema misalnya sejarah maka Windows membutuhkan waktu lebih lama karena buku-buku tersebar diberbagai bagian rak.
Itulah sebabnya kita butuh ngedefrag harddisk kita di sistem Windows. Biasanya seperti halnya sebuah laci, sebuah aplikasi defrag akan menempatkan file-file yang paling sering akses ditempat paling depan. Diikuti file-file yang ga terlalu sering dipakai dan terakhir file-file yang jarang diakses.
Antivirus or Die
Antivirus dan Windows adalah dua hal yang tak terpisahkan tak perduli seberapa Microsoft berusaha menyakinkan anda bahwa sistem opersi mereka, Windows semakin aman setiap rilis baru. Boleh dikatakan 99,9% virus komputer di dunia ini adalah virus Windows. Ga percaya? Lihat saja berita di majalah komputer yang anda baca atau anda baca media online, blog, website hampir semuanya berbicara tentang virus Windows. Aneh buat gw karena Microsoft sebagai salah satu perusahaan multi-nasional dunia paling sukses dan pendirinya termasuk orang paling kaya sedunia dengan jumlah programmer lebih dari 20.000 orang ternyata ga mampu bikin sistem operasi mereka aman.
Antivirus menurut gw adalah program yang useless banget, kenapa? Karena antivirus ga pernah bisa memberikan proteksi pada komputer anda. Virus dan antivirus layaknya Cat and Mouse, Tom & Jerry, Maling Vs Polisi dan yang paling keras Lingkaran Setan yang tiada habisnya.
Tidak dan tidak apa yang saya sebutkan diatasnya terjadi pada pengalamanku bersama Ubuntu. Terutama mulai nomer dua soal aplikasi bajakan sampai dengan antivirus. Menurut gw ketidak harusan melakukan hal-hal diatas pada sistem Ubuntu Linux merupakan suatu kelegaan, pencerahan, pembebasan dari perbudakan . . . kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting daripada disibukkan hal-hal yang bisa kita hindari atau tak perlu lakukan.
Setidaknya ada 4 habit yang gw selalu lakukan selama gw make Windows. dan tidak satupun diantaranya di implementasikan (atau kurang) di Ubuntu untuk satu dan lain alasan. Jadi ini adalah 4 diataranya:
Menggunakan Aplikasi Windows-based
Pada awal menggunakan Ubuntu kadang kala gw masih pengen menggunakan aplikasi yang berjalan di Windows untuk dijalankan di Ubuntu salah satu adalah MS Office. Tentu saja ga sukses karena keduanya Linux dan Windows adalah dua sistem operasi yang berbeda jadi aplikasi yang dibuat di salah satu platform tidak adapat dijalankan di platform lainnya. Ini adalah kesalahan persepsi yang sering ditemui pada pemula pengguna OS Linux, mungkin mereka berpikir Linux hanyalah versi lain dari Windows. Tentu saja ada beberapa perkecualian yaitu beberapa aplikasi memang bisa berjalan di Linux sekaligus di Windows seperti Mozilla Firefox, Pidgin, Thunderbird, GIMP, dll. Tapi perlu diingat kebanyakan darinya adalah aplikasi free/open source . . . jarang aplikasi proprietary seperti itu.
Menggunakan Aplikasi Bajakan
Dan siapa yang tidak menggunakan aplikasi bajakan? "Semua" orang menggunakan aplikasi bajakan. Aneh tapi nyata tapi itulah kenyataan yang gw liat, semua orang menggunakan aplikasi bajakan tentunya level satu orang dengan orang lainnya berbeda. Secara untuk mendapatkan aplikasi legal kita gatau dimana dan kemana kita harus mencari sementara dengan mudahnya kita mendapatkan versi bajakan.
Secara ekonomi jujur saja gw dan seperti kebanyakan orang ga mampu beli lisensi aplikasi proprietary. Lah wong beli komputer saja kita dah sulit apalagi beli lisensi aplikasi yang berjalan diatasnya.
Defrag, Defrag, Defrag . . .
Ini sudah seperti nasehat bijak ketika seseorang mulai merasakan komputer Windows mereka melambat setelah beberapa waktu pemakaian. Ketika seseorang mengeluh soal kompie melambat maka hal pertama yang ditanyakan adalah apakah sering defrag? Kalau engga maka direkomendasikan untuk melakuan defrag harddisk.
Setelah jangka waktu tertentu isi harddisk pada sistem Windows akan semakin terfragmentasi dan itu membuat kompie kita butuh lebih banyak waktu untuk mengakses sebuah file yang tercecer di seantero Harddisk.
Untuk dapat mengerti masalahnya coba bayangkan anda sebagai anggota perpus dan pustakawannya adalah Windows dan rak-rak perpus adalah harddisk sementara buku-buku adalah file-file didalamnya. Windows menanggapi setiap permintaan anda untuk buku tertentu yang anda minta dan setelah selesai Windows akan menaruhnya kembali pada rak di setiap tempat kosong yang dapat dia temukan. Setelah beberapa waktu rak yang teroganisir penempatan buku akan terlihat kacau, buku dengan tema yang sama tidak berada di tempat yang sama sehingga ketika anda butuh sekian buku dengan tema misalnya sejarah maka Windows membutuhkan waktu lebih lama karena buku-buku tersebar diberbagai bagian rak.
Itulah sebabnya kita butuh ngedefrag harddisk kita di sistem Windows. Biasanya seperti halnya sebuah laci, sebuah aplikasi defrag akan menempatkan file-file yang paling sering akses ditempat paling depan. Diikuti file-file yang ga terlalu sering dipakai dan terakhir file-file yang jarang diakses.
Antivirus or Die
Antivirus dan Windows adalah dua hal yang tak terpisahkan tak perduli seberapa Microsoft berusaha menyakinkan anda bahwa sistem opersi mereka, Windows semakin aman setiap rilis baru. Boleh dikatakan 99,9% virus komputer di dunia ini adalah virus Windows. Ga percaya? Lihat saja berita di majalah komputer yang anda baca atau anda baca media online, blog, website hampir semuanya berbicara tentang virus Windows. Aneh buat gw karena Microsoft sebagai salah satu perusahaan multi-nasional dunia paling sukses dan pendirinya termasuk orang paling kaya sedunia dengan jumlah programmer lebih dari 20.000 orang ternyata ga mampu bikin sistem operasi mereka aman.
Antivirus menurut gw adalah program yang useless banget, kenapa? Karena antivirus ga pernah bisa memberikan proteksi pada komputer anda. Virus dan antivirus layaknya Cat and Mouse, Tom & Jerry, Maling Vs Polisi dan yang paling keras Lingkaran Setan yang tiada habisnya.
Tidak dan tidak apa yang saya sebutkan diatasnya terjadi pada pengalamanku bersama Ubuntu. Terutama mulai nomer dua soal aplikasi bajakan sampai dengan antivirus. Menurut gw ketidak harusan melakukan hal-hal diatas pada sistem Ubuntu Linux merupakan suatu kelegaan, pencerahan, pembebasan dari perbudakan . . . kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting daripada disibukkan hal-hal yang bisa kita hindari atau tak perlu lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar